Merajut Tradisi dan Lestarikan Hutan Melalui Pertunjukkan Festival Tampo Lore

waktu baca 3 menit
Ket: "Berdansa Ala Suku Pamona" Pertunjukan Tarian Asal Kabupaten Poso, Tari Torompio. Foto: Joshua Marunduh

LIKEIN, PALU- Sebuah pertunjukkan kebudayaan berbasis penghidupan berkelanjutan masyarakat lembah di kabupaten Poso yang dikemas dengan nama Festival Tampo Lore akan digelar pada 16 hingga 18 juni 2023 mendatang.

Festival ini akan digelar di Lembah Behoa, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah dengan mengangkat kebudayaan serta adat istiadat dalam kehidupan masyarakat di Tampo Lore, Lembah Behoa.

Merajut Tradisi Melestarikan Hutan untuk Masa Depan yang Adil dan Penghidupan Berkelanjutan merupakan semangat dalam pembangunan Tampo Lore

Mochammad Subarkah selaku penyelenggara festival mengungkapkan bahwa Festival ini bukan hanya semata sebuah perayaan namun menjadi terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan.

“Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Ini berdasarkan potensi yang ada, baik kebudayaan maupun adati stiadat dan upaya mengembangkan produk dan mata pencaharian masyarakat agar terus memiliki pengaruh yang besar dalam membumikan entitas masyarakat Tampo Lore,” ungkapnya, Senin (12/6/2023) di Palu.

Baca Juga :   Ingat! Batas Akhir Pembayaran THR 4 April, Perusahaan Wajib Membayar Tepat Waktu

Ia menambahkan, festival juga mendorong pengelolaan ruang berbasis pembangunan ramah lingkungan, memperkuat komunitas masyarakat baik pemuda, perempuan dan laki-laki dalam menumbuhkembangkan dan menjaga nilai-nilai kebudayaandan adat di wilayah Tampo Lore.

Tak hanya itu, Festival Tampo Lore menjadi jalan bagi penghidupan dan community enterprises yang berkelanjutan untuk dilihat dan dihargai oleh masyarakat luas untuk mendukung ruang kelola masyarakat, pembangunan ekonomi lokal dengan tetap menjaga ekosistemnya serta komunitas baik perempuan dan laki-laki yang merupakan upaya global untuk menyelamatkan ekologi dan merupakan elemen penting dari masyarakat Indonesia dengan mendorong beberapa strategi.

“Strategi pertama menciptakan ruang bagi berbagai upaya menumbuhkembangkan budaya serta mempertahankan adat istiadat Tampo Lore, produk lokal yang berkelanjutan untuk diketahui masyarakat Sulawesi Tengah dan masyarakat secara luas,” jelasnya.

Kedua mempromosikan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan pemerintah, sektor swasta dan konsumen, untuk mendukung produk dan mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan.

Baca Juga :   Pasang Tenda Pesta di Jalan Umum, Walikota Palu : Tendanya Akan Disita

Ketiga mendorong munculnya kebijakan yang akan mendukung atau memberikan insentif yang lebih besar untuk produk lokal yang berkelanjutan.

Festival Tampo Lore merupakan festival berbasis lembah yang mendiami tiga wilayah lembah diantaranya lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada di Kabupaten Poso.

Festival pertama telah dilaksanakan di Lembah Pekurehua tepatnya di Desa Wanga Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso pada tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Konsorsium Relawan untuk Orang dan Alam – Yayasan Panorama Alam bersama NTFP Indonesia dan Green Livelihoods Alliance.

“Kali ini kembali melaksanakan Festival Tampo Lore ke-2 yang akan dilaksanakan di Lembah Behoa, pelaksana festival melibatkan masyarakat dari wilayah lembah behoa, pemuka agama, adat dan pemerintah dan harapannya dengan festival ini juga memberikan manfaat dalam proses pembangunan baik untuk masyarakat maupun pemerintah untuk mengelola sumberdaya penghidupan secara arif dan berkelanjutan” pungkasnya. (Kn/Kn)

Facebook Comments Box