Ini Upaya Dispusarda Palu Atasi Rendahnya Minat Baca Masyarakat

waktu baca 2 menit
Perpustakaan keliling yang hadir di festival tangga banggo siranindi, kota palu, sulawesi tengan. Foto:Angel/likein

LIKEIN, PALU – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusarda) Kota Palu, melakukan upaya mengatasi rendahnya minat baca masyarakat dengan melakukan kegiatan Perpustakaan Keliling (Pusling) pada setiap harinya.

Pustakawan Ahli Pertama Dispusarda Palu, Imanuel, mengatakan, perpustakaan keliling ini hadir setiap hari mulai dari sekolahan, pameran, festival dan ruang publik lainnya.

“Kami bukan hanya memberikan buku untuk di baca tapi kami juga berikan tontonan pemanfaatan teknologi dalam perpustakaan keliling,” katanya saat di temui Likein.id, Sabtu, 24 September 2022.

Ia menjelaskan, pemanfatan teknologi yang di lakukan Dispusarda yaitu pemutaran film mulai dari kartun, cerita rakyat, cerita pendek perpustakaan dan masih banyak lainnya.

Baca Juga :   Animo Penonton di Bioskop Palu Cukup Baik

Adanya pusling ini untuk melayani masyarakat yang mungkin tidak sempat membaca langsung ke kantor. Maka dari itu pusling hadir dimana saja untuk masyarakat.

“Tujuan perpustakaan ini datang untuk mengantarkan masyarakat menuju Indonesia cerdas 2024 dan juga untuk mengembalikan minat baca khususnya masyarakat di Kota Palu yang sudah mulai kurang,” jelasnya.

Perluh diketahui, untuk wilayah kerja Dispusarda Palu hanya sampai Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Untuk stan pusling ini menyesuaikan kegiatan lainnya seperti di acara festival tangga banggo siranindi di buka mulai dari pukul 16.00 dan jam sekolah mulai pukul 10.00 WITA sampai selesai.

Baca Juga :   Air Kelapa Dapat Turunkan Tekanan Darah

Imanuel menambahkan, untuk minat pembaca di perpustakaan keliling ini dominan ke anak-anak kecil dari pada orang dewasa.

“Maka dari itu mulai dari kecil mereka harus di bentuk membaca buka agar ketika sudah besar tidak sungkan lagi untuk membaca,” tambahnya.

Diketahui, Dispusarda juga melayani Transpormasi Perpustakawan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Bertujuan untuk para UMKM agar bisa diterapkan di dunia nyata bukan hanya di dalam buku saja.

“Dari buku itu bisa langsung di manfaatkan oleh UMK dan masyarakat, contohnya cara menjadi seorang petani itu bisa masyarakat terapkan di kehidupan untuk bisa mendapatkan tambahan penghasilan,” pungkasnya. (Angel/Fadhila)

Facebook Comments Box