Zainal Abidin Kembali Pimpin MUI Kota Palu
LIKEIN, PALU – Musyawarah Daerah (Musda) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menetapkan Prof. K.H. Zainal Abidin sebagai Ketua MUI Kota Palu, Sulawesi Tengah, periode 2022 – 2027.
Musda IV MUI yang berlangsung di Kota Palu, pada Sabtu 29 Januari 2022 itu, diikuti peserta dari MUI tingkat Kota Palu, tingkat kecamatan, pimpinan pondok pesantren dan organisasi masyarakat Islam.
Ketua Steering Committee Musda IV MUI Palu, Ulumuddin, menerangkan, sebelum menetapkan Prof. K.H. Zainal Abidin sebagai ketua, diawali pemilihan formatur sebanyak sembilan orang.
Tim formatur terdiri dari unsur MUI Kota Palu, unsur dewan penasehat /dewan pertimbangan MUI Kota Palu, unsur MUI kecamatan, dan unsur pimpinan-pimpinan pondok pesantren, tokoh masyarakat dan unsur ormas, serta dari unsur MUI Provinsi Sulteng.
“Hasil sidang tim formatur, dengan mengedepankan sistem musyawarah, maka semua formatur bermufakat (ittifaq) memilih dan menetapkan Prof. K.H. Zainal Abidin untuk memimpin kembali MUI Kota Palu periode 2022 – 2027,” terang Ulmuddin.
Ia menambahkan, selanjutnya dalam waktu paling lama 20 hari, tim formatur kembali bersidang untuk melengkapi komposisi kepengurusan MUI Kota Palu periode 2022 – 2027 secara lengkap.
Kemudian, Ketua MUI Palu terpilih, Prof. K.H. Zainal Abidin, menyampaikan, fokus MUI ke depan adalah lebih mengoptimalkan pembinaan untuk pencerahan umat.
Salah satu pembinaan yang harus digencarkan lewat dakwah Islam adalah mengenai menangkal intoleransi, radikalisme dan terorisme, lewat peningkatan pemahaman moderasi beragama.
Menurut Prof. K.H. Zainal Abidin, pembinaan masyarakat untuk pencegahan faham-faham tersebut sangat penting, yang tujuannya tidak hanya untuk peningkatan kualitas kerukunan dan perdamaian. Melainkan, juga untuk merawat kesatuan dan persatuan umat dalam bingkai NKRI.
“Kita jangan pernah bosa menyampaikan mengenai Islam rahmatan lilalamin, dalam dakwah yang mengedukasi umat Islam pada kebaikan dan kebenaran,” katanya.
“MUI sebagai rumah besar ormas berciri Islam harus lebih menggencarkan dakwah ini, yang disampaikan secara berulang-ulang kepada masyarakat,”tambahnya.
Ia menilai, dengan terbangunnya pemahaman masyarakat, tentang hal itu, maka umat akan saling menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan yang ada.
Sementara itu, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, menuturkan MUI memiliki peran strategis dalam membina dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang toleransi antarsesama manusia dan sesama agama.
“Dengan peran strategis itu, kami berharap MUI Palu dapat bersinergi dengan Pemkot Palu dalam pembinaan masyarakat,” harap Wali Kota Palu.(*)/AJR