Menuju Istana, Begini Tradisi Pelepasan Paskibraka Nasional di Sulteng

waktu baca 3 menit
Saat Amal dan Gracia yang merupakan kedua utusan Paskibraka Nasional 2023 dari Provinsi Sulteng melakukan tradisi pelepasan dengan merangkak ke tiang bendera Kantor Gubernur Sulteng. (Foto: Inul/Likein.id)

LIKEIN, PALU – Calon Paskibraka Nasional 2023 asal Sulawesi Tengah yakni Amal Fitrah Putra Kedua asal SMKN 1 Kabupaten Tolitoli dan Gracia Marcelina asal SMAN 1 Kota Palu menjalani tradisi tahunan pelepasan Paskibraka Sulteng, Kamis malam (13/7/2023).

Tradisi tahunan yang dilakukan Paskibraka Sulteng untuk melepas calon Paskibraka Nasional menuju Istana Merdeka Jakarta ini ditandai dengan penyiraman air berkah kepada kedua utusan calon Paskibraka yang akan berangkat ke Cibubur pada Sabtu (15/7/2023).

Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Sulawesi Tengah, Mohammad Rachmat Syahrullah mengatakan, air berkah tersebut merupakan air kembang dengan beragam bunga yang diambil dari tanaman yang tumbuh di halaman kantor Gubernur Sulteng.

“Tujuannya adalah untuk membuat mereka tetap merasa menjadi bagian dari tempat ini walaupun mereka nanti bertugas di istana, mereka harus ingat ini adalah rumahnya. Di sinilah keluarganya, di sinilah teman-temannya, di sinilah doa dari semua orang itu membuat yang mengantarkan mereka menuju ke sana. Itu simbolisasi semua,” ungkap Rachmat kepada Likein.id, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga :   Mengenal Lebih Dekat Komunitas Nunchaku Indonesia di Kota Palu

Selain disiram air berkah, kedua utusan Paskibraka Nasional itu juga diminta merangkak melewati puluhan pasukan calon Paskibraka Provinsi Sulteng lalu berhenti di tiang bendera.

Hal itu disebut sebagai simbolisasi dari perjuangan mereka untuk sampai di tahap ini, di mana sebelumnya mereka melewati banyak proses seleksi, mulai dari seleksi Sekolah, Kabupaten/Kota, hingga Provinsi dan terpilih menjadi Paskibraka Nasional.

Seluruh gerakan yang dilakukan kedua utusan Paskibraka Nasional dalam tradisi pelepasan tahunan itu juga menjadi simbolis dari perjuangan mereka dalam mempertahankan kesehatan, kebugaran, kekuatan fisik, konsentrasi, dan mentalitas.

“Tiang bendera menjadi puncak dari proses itu tadi karena tiang bendera inilah media yang akan mengantarkan bendera merah putih yang akan mereka kibarkan sampai di puncak, jadi mereka menyelesaikan proses tadi di tiang bendera,” ujar Atho, begitu sapaan akrab Ketua PPI Sulteng tersebut.

Atho tidak tahu pasti sejak kapan tradisi tahunan ini ada, namun sejak dirinya menjadi Calon Paskibraka Provinsi Sulteng tahun 1996, tradisi tahunan pelepasan utusan Nasional ini sudah dilakukan dan diteruskan hingga sekarang.

Baca Juga :   Sah! UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar Keagamaan atas Usul Indonesia

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulteng, Arfan menyebut tradisi yang dilakukan ini juga menjadi bagian dari cara mempersiapkan mental Amal dan Gracia menjadi Duta Pancasila, sebuah program pemerintah yang dikhususkan untuk anggota Paskibraka Nasional.

Mewakili Pemerintah Provinsi Sulteng, Arfan resmi melepas kedua pelajar terbaik itu, Amal yang berasal dari SMKN 1 Kabupaten Tolitoli dan Gracia dari SMAN 1 Kota Palu.

“Saya pribadi dan kedinasan mengucapkan selamat untuk Amal dan Gracia, supaya bawa nama baik Sulawesi Tengah. Karena kan bukan kita untuk gaya-gayaan, nilai kebangsaan itu dari Sulawesi Tengah munculkan di sana. Itu berat tanggung jawabnya,” tuturnya.

Kedua calon Paskibraka Nasional utusan Sulawesi Tengah yang akan berangkat ke Istana Negara pun diminta untuk terus menjaga kesehatan dan mengikuti aturan di sana sembari terus menjaga nama baik Provinsi Sulawesi Tengah. (Inul/Kn)

Facebook Comments Box