Menengok Sejarah 22 Desember, Hari Ibu atau Hari Gerakan Perempuan?

waktu baca 2 menit
Ketua TP-PKK Sulteng, Vera Mastura dalam acara peringatan Hari Ibu ke-94 di Kota Palu. Foto : Pemprov Sulteng

LIKEIN, PALU – Pada umumnya, setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Namun rupanya awal mula lahirnya Hari Ibu ini disebut sebagai hari gerakan perempuan, sebab memiliki akar sejarah pada perjuangan perempuan melawan kolonialisme.

Bila melihat sejarah, kongres perempuan pertama di Yogyakarta berlangsung pada tanggal 22 Desember 1928.

Pada kongres perempuan tersebut, aktivis perempuan membahas isu-isu perempuan seperti pendidikan bagi perempuan, hak-hak perkawinan, praktik perkawinan anak, diskriminasi terhadap perempuan, perlindungan perempuan dan anak, dan pentingnya kedudukan ibu.

Baca Juga :   Satpol PP Kota Palu Bakal Beri Sanksi Panitia Event Musik yang Tak Jaga Kebersihan

Mengutip dari Konde.co, munculnya aktivis-aktivis perempuan tersebut menciptakan berbagai organisasi perempuan, salah satu organisasi perempuan yang sangat diperhitungkan di tahun 1950-an adalah Gerwis, yang kemudian berganti nama menjadi Gerwani.

Gerwani aktif mengadakan pemberantasan buta huruf di kalangan perempuan, memberikan kursus-kursus termasuk kursus politik, mendorong perubahan undang-undang perkawinan, menuntut hukuman berat bagi pelaku perkosaan.

Gerwani juga disebut aktif dalam kegiatan sosial ekonomi untuk kelompok tani dan buruh perempuan.

Tak ingin melepaskan sejarah tersebut, dalam kesempatan peringatan Hari Ibu yang ke-94 tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pun diselenggarakan bersama seluruh organisasi perempuan se-Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah.

Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan di Taman GOR, Jalan Moh. Hatta, Kota Palu pada Kamis, 22 Desember 2022, kali ini mengusung tema ‘perempuan berdaya indonesia maju.’

Baca Juga :   Tolitoli Memproduksi 12 Juta Ton Cengkeh pada 2023, Empat Kecamatan Ini Jadi Penyumbang Terbesar

Tema yang diusung menggambarkan fokus pembangunan perempuan sesuai dengan visi presiden dalam mewujudkan SDM yang unggul dalam menghadapi berbagai ketimpangan, mulai dari mengakses, berpartisipasi, ikut menentukan arah, serta menikmati manfaat pembangunan.

“Hari Ibu Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan panjang bangsa untuk meraih kemerdekaannya,” kata Vera Mastura sebagai Ketua TP-PKK Provinsi Sulawesi Tengah. (Inul/Kn)

Facebook Comments Box