Kisah Dua Bocah di Balik Badut CFD Palu; Prioritaskan Sekolah Meski Letih Bekerja

waktu baca 2 menit
Badut Boboi Boy dan Badut Banteng saat ditemui di Lapangan Vatulemo, Kota Palu. Foto : Inul/Likein

LIKEIN, PALU – Anda pasti sering menyaksikan aksi badut-badut baik di lokasi Car Free Day (CFD) maupun di lokasi publik lainnya di Kota Palu. Di balik aksi-aksi menggemaskan badut-badut tersebut, ada kisah bocah-bocah yang berjuang demi membantu ekonomi keluarga.

Suasana Car Free Day (CFD) di Lapangan Vatulemo, Kota Palu nampak ramai seperti biasa. Ada banyak gerai-gerai makanan, permainan, hingga penampakan badut. Pada Minggu, 29 Januari 2023, Likein.id di lokasi itu berkesempatan mengajak dua badut yakni badut banteng dan badut boboi boy untuk bercerita tentang keseharian mereka saat bekerja.

Baca Juga :   Cara Menghilangkan Ngantuk Saat Beraktivitas

Di balik badut banteng terdapat seorang anak laki-laki bernama Rifal (13 tahun) dan badut boboi boy bernama Bogel (13 tahun). Keduanya mengaku masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Rifal kelas 6 sementara Bogel masih berada di kelas 5.

Rifal melepas kepala badut yang sedari tadi dikenakannya. Tenggorokannya kering dia mengaku lelah.

“Iye capek, namanya kerja,” kata Rifal kepada Likein, Minggu, 29 Januari 2023.

Rifal mengaku pendidikan tetap jadi prioritasnya, seperti mengerjakan PR. Ia tidak dituntut oleh siapapun dalam bekerja sebagai badut, termasuk bos ataupun orang tuanya.

Orang tua Rifal dan Bogel sendiri saat ini bekerja sebagai pedagang gorengan di Huntap Duyu, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, lokasi mereka tinggal. Di Huntap Duyu juga menjadi lokasi Rifal dan Bogel bekerja sebagai badut pada hari sekolah, yakni Senin sampai Sabtu dari sore hingga malam.

Baca Juga :   BKKBN Apel Siaga TPKNB Bersama TPK se Sulteng Secara Daring

Keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil pemberian orang-orang yang mengajak berfoto bakal dibagi sama rata sebanyak 50 persen kepada bosnya. Untuk nilainya sendiri, mereka tak ingin menyebut jumlah nominalnya.

Keduanya mengaku senang dengan pekerjaannya sebagai badut karena dapat menghasilkan uang yang digunakan untuk jajan sehari-hari juga untuk diberikan kepada orang tuanya.

Hanya dua lokasi yang menjadi tempat mereka bekerja, yakni Huntap Duyu dan Lapangan Vatulemo di setiap hari minggu. (Inul/ Santo)

Facebook Comments Box