DLH Upayakan Pembebasan Lahan 10 Hektar di TPA Kawatuna Rampung Tahun Ini

waktu baca 2 menit
Salah satu fasilitas modern di TPA Sampah Kawatuna. Foto : Sadam/Likein.id

LIKEIN, PALU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu akan merampungkan pembebasan lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kawatuna tahun ini.

Rencana pembebasan lahan yang memakan biaya sebesar Rp10 miliar itu telah berdasarkan kajian dan sedang berjalan akan selesai pada tahun 2023 namun sesuai appraisal.

Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Mundzir mengungkapkan bahwa Wali Kota Palu telah meninjau sejumlah fasilitas yang ada di TPA Kawatuna.

“Doakan agar niat baik kita untuk masyarakat berjalan dengan baik ini, karena untuk membebaskan lahan ini seluas 10 hektare butuh kerjasama dan ada prosesnya kita tidak cepat-cepat tapi diusahakan selesai tahun ini,” ujarnya kepada Likein.id Rabu, 15 Maret 2023.

Baca Juga :   Dua Lokasi di Palu Gunakan Parkir Elektronik, Kadishub Imbau Masyarakat Berani Minta Karcis

Pembebasan lahan dilakukan lantaran penampungan sampah sebelumnya sudah tak mencukupi volume sampah yang kian meningkat.

Meski begitu, beberapa fasilitas kata Ibnu telah dibangun pihak United Nations Development Programme (UNDP) melalui proyek Programme for Earthquake and Tsunami Infrastructure Reconstructive Assistance (PETRA) yang didanai Jerman.

Fasilitas itu akan meningkatkan kinerja TPA makin modern dan menguatkan SOP pengolahan sampah sehingga kebutuhan TPA Kawatuna lebih efisien.

Beberapa fasilitas diantaranya berupa sebaran instalasi air pengolahan Lindi yang berbasis modern, serta adanya sistem benda jalur gas TPA yang akan meminimalisir pembuangan gas.

“Jalan di TPA telah diaspal dan adanya jalur drainase tersistem dengan baik, pagar dan area penyanggah sehingga kita bisa mengejar Adipura mendatang, doakan kami, karena penilaian juga melihat TPA,” bebernya.

Baca Juga :   Uji Sampel Genangan Air di PT CPM akan Tentukan Rekomendasi Pemanfaatan, Kapan?

Selain fasilitas terbaru yang diperbaharui, bengkel perbaikan alat berat dan petugas turut memantau area di pos jaga.

Ibnu juga menyinggung persoalan sampah kiriman dari luar daerah yang tidak ada habisnya di teluk Palu. Sehingga perlu koordinasi dari pihak-pihak terkait dari beberapa daerah.

“Sampah-sampah yang terdampar di Teluk Palu berasal dari perairan lain, ada musim-musimnya dia terkirim ke teluk. Perlu adanya kesadaran dari masyarakat sehingga sampah bisa ditangani,” pungkasnya.(Sadam/Kn)

Facebook Comments Box