Mahasiswa Unnes Diduga Meninggal Karena Sering Makan Mi Instan? Yuk Kenali Bahayanya
LIKEIN, – Kabar seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang diduga meninggal karena sering makan mi instan ramai beredar.
Meninggalnya Jody Yudha Permana, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jepang Unnes itu meninggal di kamar indekos, Senin 19 Desember yang lalu dan membuat heboh banyak orang.
Pihak Unnes yang diwakili Zaenal Abidin, membantah pihaknya mengeluarkan pernyataan Jody meninggal karena terlalu banyak makan mi instan dan suka begadang.
“Perlu saya luruskan pernyataan Jodi sering makan mi instan dan begadang itu dari teman-teman kosnya. Karena dia menumpang di kos adik kelas,” kata Zaenal, dikutip dari iNews, Minggu, 25 Desember 2022
Walaupun penyebab meninggal karena mi instan hanya berupa pernyataan dari teman Jodi. Namun perlu diketahui bahwa makan mi instan terlalu sering atau berlebihan dinilai berbahaya dan berdampak pada kesehatan.
Melansir dari Halodoc, berikut penyakit yang berisiko dialami ketika terlalu banyak mengonsumsi mi instan.
- Tekanan Darah Tinggi
Tentunya sudah banyak masyarakat yang mengetahui bahwa di dalam mi instan terdapat kandungan garam yang sangat tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat berisiko terkena tekanan darah tinggi dan bisa memicu sejumlah gangguan kesehatan lainnya, seperti serangan jantung, gangguan ginjal, gangguan mata, hingga demensia.
- Sakit Kepala Kronis
Mengonsumsi mi instan dalam jumlah porsi yang banyak dapat menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala. Hal ini disebabkan oleh kandungan garam serta MSG yang terkandung dalam mi instan.
Mengonsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala dari yang terbilang ringan hingga yang cukup parah. - Gangguan Hati
Kandungan pengawet di dalam mi instan dinilai dapat memicu gangguan pada hati. Selain itu, tingginya kandungan garam juga beresiko menyebabkan kerusakan hati. - Diabetes
Bukan hanya kandungan garam, ternyata mi instan memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi di dalamnya. Hal ini berisiko menyebabkan penyakit diabetes memburuk atau berisiko mengalami penyakit diabetes. (Inul/Kn)