Keluh Kesah Penyintas Gempa Palu: Makin Sulit di Huntara yang Sempit
LIKEIN, PALU – Untuk kesekian kalinya penyintas bencana Gempa Palu yang masih menempati huntara mengadukan nasibnya ke DPRD Kota Palu, Rabu, 8 Maret 2023. Mereka menyebut kondisi huntara makin memprihatinkan.
Di Gedung DPRD Kota Palu para penyintas membawa sejumlah tuntutan untuk perbaikan nasib yang selama ini belum didapatkan.
Para demonstran yang didominasi ibu-ibu tersebut meminta anggota DPRD untuk memperhatikan hunian sementara mereka yang kian memprihatinkan dan tidak layak huni.
Anggota dewan juga diminta mendesak pemerintah secepatnya membangun hunian tetap (huntap) untuk mereka. Pasalnya selama tinggal di huntara mereka mengaku kondisi ekonomi dan psikologi penyintas makin buruk bahkan menimbulkan stres.
“Di huntara Hutan Kota Itu sudah banyak yang mati antara lain dua orang bunuh diri yang satu minum racun yang satunya gantung diri,” ungkap Sritini, salah satu penyintas.
Pendataan penerima huntap juga dipersoalkan para penyintas. Mereka menyebut ada sejumlah penerima yang tidak jelas asal-usulnya justru mendapat huntap.
Di sisi lain para penyintas juga tidak bisa kembali ke lokasi pemukiman mereka sebelumnya karena adanya larangan membangun di zona merah.
Menyikapi keluhan penyintas itu Anggota Komisi C DPRD Palu, Muslimun menyatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil sejumlah pihak untuk membahasnya dalam rapat pansus.
“Kalau seperti yah kami akan mengundang para pihak terutama dinas-dinas yang bertanggung jawab,” kata Muslimun.
Saat ini sendiri PUPR tengah membangun huntap di dua lokasi di Kota Palu yakni Tondo 2 dan Talise untuk penyintas yang belum mendapat haknya. Pihak DPRD Kota Palu berjanji akan membantu verifikasi penerima untuk memastikan huntap diberikan kepada mereka yang berhak. (Sadam/St)