Harga Rumah Mahal, Menkeu Sebut Generasi Muda Bakal Tinggal di Rumah Mertua

waktu baca 2 menit
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. Foto : @smindrawati/Instagram

LIKEIN, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut generasi muda terancam tak dapat membeli rumah lantaran harga rumah yang kini semakin mahal. Menurutnya, kedepan para generasi muda yang kesulitan memiliki rumah diprediksi akan tinggal di rumah mertua.

Hal itu bisa terjadi karena kenaikan suku bunga di beberapa negara turut mengerek kenaikan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Tingginya suku bunga KPR dapat membuat masyarakat kesulitan memiliki hunian.

“Purchasing power mereka dibandingkan harga rumahnya lebih tinggi, sehingga mereka akhirnya end-up tinggal di rumah mertua, atau dia nyewa. Itu pun kalau mertuanya punya rumah juga, kalau enggak punya rumah, itu juga jadi masalah lebih lagi, menggulung per generasi,” ungkap Sri dalam webinar di Jakarta, pada Rabu, 6 Juli 2022.

Baca Juga :   Menkeu Mengeluh, Ribuan Aplikasi Milik Pemerintah Bikin Anggaran Boros

Menkeu mengatakan, saat ini sebanyak 12,75 juta masyarakat mengantre karena membutuhkan tempat tinggal. Apalagi ditambah bonus demografi atau masyarakat yang masih relatif muda.

Ia mengungkapkan, tingginya angka kebutuhan rumah tersebut disebabkan oleh nihilnya permintaan yang tinggi dari masyarakat akibat penghasilan mereka yang rendah.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa masalah ini bisa diatasi, di mana masyarakat memiliki kemampuan untuk membeli rumah bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

“Dia punya multiplier effect yang besar dan juga share-nya terhadap PDB di atas 13 persen. Namun, ini belum klop,” tuturnya.

Baca Juga :   Anak Muda Sekarang Lebih Suka Kerja dari Rumah Dibanding ke Kantor, Apa Untungnya?

“Kita punya gap antara demand dengan purchasing power, itu namanya harap-harap cemas,” lanjutnya.

Sri juga memberikan sindiran bagi generasi muda, Ia mengatakan, jika generasi muda memiliki keinginan untuk membeli rumah, seharusnya memiliki kemampuan untuk membelinya. Bukan hanya jadi mimpi semata.

“If you can exercise your demand, it means you have purchasing power. Saya bermimpi punya rumah dan saya berencana punya rumah, keduanya berbeda, mimpi ya mimpi, kalau berencana ya berarti sudah ada daya belinya untuk mengeksekusi rencananya,” pungkasnya. (Inul/Kn)

Facebook Comments Box