Strategi Desa Bombanon Cegah Urbanisasi hingga Meraih Gelar Desa Terbaik di Sulteng 2023
LIKEIN, PALU – Desa Bombanon di Kecamatan Mantoh, Kabupaten Banggai berhasil menjadi desa terbaik di Sulawesi Tengah tahun 2023 bahkan menjadi satu-satunya desa dari Sulteng yang masuk dalam jajaran desa terbaik di Indonesia, tepatnya peringkat ke-3 dari regional Kalimantan dan Sulawesi.
Penyematan desa terbaik itu merupakan bagian dari Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang bekerja sama dengan Bank Dunia untuk mencegah urbanisasi berlebihan di desa.
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kemendagri menyebut seluruh desa yang terpilih telah melewati proses penilaian yang ketat, obyektif, dan jujur.
Lantas, bagaimana upaya Pemerintah Desa Bombanon berhasil membuat desanya menjadi juara?
Sekretaris Desa Bombanon, Gusnawan Motik menyebut pemanfaatan dana desa untuk membangun fasilitas publik berbasis teknologi yang berkelanjutan menjadi kuncinya. Seperti menyediakan layanan administrasi kependudukan dan layanan informasi secara berkala melalui aplikasi dan website desa.
Gagasan aplikasi yang dicanangkan Pemerintah Desa Bombanon di antaranya bernama Siades, Sidedi, dan Silapor.
“Tujuannya untuk mempermudah percepatan pelayanan ke masyarakat. Jadi selain pengurusan administrasi, masyarakat bisa buat aduan di layanan laporan, dan juga bisa mendapatkan informasi dari pemberitaan di website desa,” katanya kepada Likein.id usai menerima penghargaan di Kantor Gubernur Sulteng, Kamis (17/8/2023).
Gusnawan menuturkan, butuh waktu sekitar 11 tahun untuk bisa menjadi desa terbaik di Sulteng. Pada tahun 2012 silam, desa yang terletak 700 kilometer dari ibu kota provinsi itu sempat meraih peringkat keempat sebagai desa terbaik. Kemudian tahun 2023, akhirnya Desa Bombanon membawa Kabupaten Banggai dalam jajaran desa terbaik di tingkat provinsi dan nasional.
“Harapan kami bagi desa-desa yang belum mendapatkan juara agar tetap bisa selalu melakukan perubahan di dalam desa itu sendiri. Tetap membangun desa, menciptakan berbagai macam inovasi dalam pembangunan desa masing-masing,” tandasnya.
Secara nasional, pemerintah melalui Kemendagri terus berupaya untuk mencegah urbanisasi secara berlebihan di seluruh desa melalui pembangunan berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di desa.
Hal itu terus digencarkan agar Indonesia tidak mengalami urbanisasi berlebihan seperti yang dihadapi Jepang dan Korea Selatan.
Misalnya di Jepang, kondisi desanya sepi sebab sebagian besar warganya berbondong-bondong pergi ke kota besar yang berpusat di Tokyo, Kyoto, dan Osaka. Begitu juga dengan Korsel, mayoritas penduduknya memilih menetap di Kota Megapolitan Seoul dan Busan.
“Sebelum hal ini terjadi, kita perlu mengembangkan desa dan kelurahan, sehingga masyarakat bisa nyaman di desa, dekat dengan alam, tetapi rejeki kota,” jelas Mendagri, Muhammad Tito Karnavian di hadapan perwakilan desa terbaik dalam acara Temu Karya Nasional (TKN), Selasa (15/8/2023).
Desa Bombanon memiliki luas wilayah 2.500 kilometer persegi yang terdiri dari tiga dusun dengan jumlah penduduk sebanyak 852 jiwa.
Desa Bombanon merupakan satu dari 10 desa di Kecamatan Mantoh yang terletak 100 kilometer dari pusat Pemerintahan Kabupaten Banggai. (Inul/St)