Ini Trik Sukses manfaatkan FB Ads, Google, IG, serta Tik Tok Ads
LIKEIN, PALU – Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan masif saat ini, sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Terutama dalam melakukan hubungan komunikasi.
Lajunya perkembangan teknologi tersebut, hampir semua hal banyak dilakukan secara online melalui media sosial.
Tak terkecuali, dalam urusan bisnis, dalam memasarkan produk atau brand, jika tak ingin ketinggalan sudah menjadi keharusan memasang iklan secara digital.
Potensi memasang iklan digital sangat besar dalam pengembangan usaha, dimana secara pengenalan dan jangkauan lebih luas jangkauannya.
Namun, dalam memasang iklan digital ini, harus lebih teliti dan banyak hal yang harus diperhatikan.
Berikut ini ada 7 hal yang sebaiknya dihindari saat memasang iklan digital baik itu Google Ads, FB Ads, IG Ads atau Tik Tok Ads, dikutip dari cuitan akun Twitter @andinrahmana pada tanggal 9 Januari 2022.
1. Jangan bikin geo targeting umum atau terlalu luas.
Pernah beberapa kali mendapati targeting ads yang menyasar se Indonesia. Meskipun produk kita bisa dibeli Nasional, padahal Indonesia sendiri punya 17.500 pulau.
Sebaiknya untuk targeting audience, pilih kota-kota yang memang spesifik disasar. Lebih bagus lagi kalau di tiap kota, bisa spesifik per lokasi dengan radius.
Misal, di Jaksel targetkan untuk professional di SCBD. Di Tangerang Selatan targetkan untuk penghuni perumahan di BSD.
2. Hindari Targeting umur yang terlalu luas.
Misalnya menarget usia 18-45th dalam 1 adset.
Meskipun sama-sama jualan mobil misalnya, kebutuhan mobil usia 18-24, 25-34 dan 35-45 kan berbeda.
Jadi sebaiknya setiap segmentasi umur ini dipisah jadi adset dan ads yang berbeda.
Misalnya, umur 18-24 kasih materi iklan Ayla, umur 25-34 kasih materi iklan Sirion, umur 35-45 kasih materi iklan Terios. Yang sebaiknya tidak dilakukan adalah, pasang iklan Terios untuk 18-45 tahun.
3. Cuma punya satu varian iklan per adset.
Kalau iklannya cuma 1, kita jadi nggak punya pembanding, apakah iklannya sudah cukup bagus atau belum.
Kalau kita punya lebih dari satu, kita bisa A B testing. Iklan yang bagus lanjutkan, yang kurang ya distop.
4. Tidak masang tanggal selesai.
By default, kita hanya akan masang tanggal mulai. Tanggal selesai biasanya opsional.
Masalahnya, manusia tempatnya lupa. Pernah beberapa kali iklannya masih jalan walaupun campaignnya sudah selesai. Sayang budgetnya.
5. Landing page tidak sesuai dengan produk yang diiklankan.
Anggaplah kita sebuah supermarket yang lagi promo bulan Januari. Di iklan, visualnya adalah promo sofa. Tapi kalau diklik, di landing page isinya adalah seluruh produk promo, instead of cuma sofanya aja.
Kemarin juga nemu beberapa kasus yang landing pagenya not found, atau diarahkan ke halaman home, bukan ke spesifik halaman yang diiklankan.
6. Design visual iklan tidak sesuai dengan ukurannya.
Meskipun memang agak effort untuk resize banyak ukuran (square, stories, horizontal), tapi sangat disarankan kita punya ukuran yang sesuai dengan placement yang dipilih.
7. Terakhir, materi tidak diganti-ganti dalam jangka waktu yang cukup lama, misalnya 1 bulan.
Ada yang namanya ad-fatigue, yaitu orang sudah bosan liat iklan jadinya tidak menarik lagi. Lebih baik agar merefresh materi setiap 2 minggu sekali. Selamat mencoba likers!. AJR