Tak Hanya Palindo, Ada Peninggalan Megalitikum Lainnya di Desa Kolori yang Patut Kamu Kunjungi

waktu baca 2 menit

LIKEIN, POSO – Desa Kolori menjadi salah satu Desa di Lembah Bada, Kabupaten Poso yang menyimpan kekayaan kebudayaan megalitikum berusia ribuan tahun.

Kebanyakan orang termasuk wisatawan mungkin lebih mengenal patung Sepe atau Palindo di Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Poso sebagai tujuan wisata. Tapi jangan salah, desa di Lembah Bada itu punya situs atau peninggalan megalitikum lainnya yang patut dikunjungi.

Di antaranya tinggalan arkelogi berupa kalamba berdiameter 1,20 meter berusia ribuan tahun yang ada di sebelah selatan sekitar 4 kilometer dari lokasi situs Patung Palindo yang sohor itu. Dua kalamba itu terletak di area kebun cokelat warga.

Baca Juga :   Menguji Kelayakan Situs Megalit Sulteng Menjadi Warisan Dunia dari 10 Kriteria Seleksi Unesco

Dua kalamba itu tampak masih tertimbun tanah hanya menampakkan bagian atasnya. Lokasi keduanya hanya terpisah sekitar 30 meter di area yang sama. Salah satu kalamba tampak mirip wadah penampungan karena dipenuhi air.

Sebuah mitos berkembang, air di dalam kalamba itu tidak boleh digunakan untuk mencuci muka atau dikonsumsi karena akan menimbulkan bala. Air di dalam kalamba itu juga disebut warga tak pernah habis.

“Hanya boleh dipakai untuk menyiram tanaman di kebun,” kata Si Toheke, salah satu warga Desa Kolori, Rabu (11/10/2023).

Tak hanya dua kalamba itu, di area perkebunan itu juga terdapat puluhan tinggalan megalitikum lainnya berupa Vatunonju atau batu yang mirip lumpang berserakan.

Baca Juga :   Ekspor Nikel di Sulteng Melonjak 119,73 Persen dalam Sebulan

Belum ada papan informasi yang menjelaskan sejarah penemuan maupun usia tinggalan prasejarah itu di sekitar lokasi tersebut. Namun arkeolog menyebut desa itu merupakan kawasan penting di masa lalu.

“Kolori merupakan salah satu perkampungan tua di Lembah Bada, ada banyak bukti yang menunjukkan itu,” kata Iksam Djorimi, arkeolog dan salah satu ahli cagar budaya Sulteng.

Banyaknya tinggalan megalitikum didesa itupun diharapkan mendatangkan manfaat bagi warga karena bisa menjadi tujuan wisata sejarah.

“Kami harap warga dilibatkan mengelola lokasi megalit yang belum terdata karena tetap masyarakat yang akan menjaga,” Kepala Desa Kolori, Kolim Kawewo mengungkapkan, Rabu (11/10/2023). (Santo)

Facebook Comments Box