LIKEIN, PALU – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah, Tenny Celvenuy, menyampaikan, Sulteng menempati urutan ketujuh kasus stunting secara nasional.
Seperti Kabupaten Sigi yang menempati peringkat pertama kasus stunting tertinggi di Sulawesi Tengah sekitar 40 persen, urutan ke dua yaitu Kabupaten Parigi 31.7 persen dan urutan terendah atau ketiga di tempati Kota Palu yakni 23.9 persen. Jika dalam skala nasional, Sulteng alami kasus stunting sekitar 29.7 persen.
Tenny menyebut, upaya penurunan kasus stunting memerlukan kerja sama dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk mengatasi persoalan ini.
“Akibat terjadinya stunting biasanya terjadi karena faktor lingkungan dan pendidikan, hal ini tentunya sangat sensitif serta perlu kerja sama dari OPD,” ujar Tenny kepada likein.id, Senin 14 Maret 2022.
BKKBN Sulteng mempunyai program Seribu Harapan Nama Kehidupan Manusia untuk membantu menurunkan kasus stunting. Yaitu dengan mengawasi kehamilan sampai dengan usia anak dua tahun.
Demikian, kata Tenny, tanda-tanda adanya stunting, antara lain berat badan waktu lahir rendah, tinggi tidak normal dan pertumbuhan badan tidak sesuai dengan umurnya. Pencegahan stunting bisa di lakukan dengan memberi asupan gizi yang seimbang.
“Saya berharap, kasus stunting yang ada di Sulteng bisa menurun,” (CR9/Didi)