Riwayat Pembangunan Daerah Sulteng yang Dipuji Wapres; Dari Punya 17 Desa Sangat Tertinggal hingga Nihil
LIKEIN, PALU – Wakil Presiden, Maruf Amin mengapresiasi pembangunan daerah di Sulawesi Tengah karena dinilai berhasil mengentaskan kesenjangan wilayah hingga tak ada lagi desa yang masuk dalam kategori sangat tertinggal.
Capaian Provinsi Sulteng itu diharap mampu menjadi motivasi penggerak bagi pemimpin daerah lain yang masih berjuang mengentaskan kesenjangan pembangunan di wilayah tertinggal.
“Saya mengapresiasi upaya serius terkait pengentasan ketertinggalan dan kemiskinan yang dilakukan Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya pada 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Tojo Una-una, sehingga dapat terentaskan dari ketertinggalan,” ucap Wapres dalam sambutan pembukaan Rakornas Afirmasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Kota Palu, Selasa (3/10/2023).
“Saya berharap keseriusan ini dapat diikuti oleh para pemimpin daerah di provinsi lain yang masih memiliki daerah tertinggal,” imbuhnya.
Gubernur Provinsi Sulteng, Rusdy Mastura menyebut pembangunan daerah terus menunjukkan peningkatan.
Pada tahun 2022 tercatat Desa Maju di Sulteng bertambah, dari 527 desa menjadi 666 desa di tahun 2023.
Sejalan dengan bertambahnya desa maju tersebut, jumlah desa berkembang pun menurun dari sebanyak 995 desa di tahun 2022 menjadi 893 desa di tahun 2023.
Sementara Desa Tertinggal turut berkurang dari 266 desa di tahun 2022 menjadi 151 desa di tahun 2023.
Pertumbuhan pembangunan daerah itu ditutup capaian tidak ada lagi desa sangat tertinggal di Sulteng tahun 2023, setelah di tahun sebelumnya memiliki 17 desa sangat tertinggal.
“Tahun 2022 terdapat 17 desa sangat tertinggal dan pada tahun 2023 Provinsi Sulawesi Tengah tidak ada lagi desa sangat tertinggal,” sebut Rusdy Mastura.
Pemerintah terus berupaya fokus dalam pemerataan pembangunan kewilayahan, penanggulangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem, serta percepatan pembangunan di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Upaya tersebut sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi bangsa maju dan sejahtera, disertai dengan generasi produktif, berkualitas, dan mampu bersaing dengan bangsa maju lainnya.
Sehingga setiap pemimpin daerah diharap mampu memberikan upaya terbaik untuk menangani kesenjangan antarwilayah, baik aspek fisik maupun aspek peningkatan kapasitas SDM. (Inul/St)