Lebih dari 9 Juta Gen Z Belum Bekerja, Salah Jurusan Jadi Alasan Utamanya

waktu baca 2 menit
Potret para pencari kerja di Dinas Ketenagakerjaan Sulteng. (Foto: Inul Irfani/Likein.id)

LIKEIN, PALU – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan salah memilih jurusan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 9,9 juta penduduk muda Indonesia tidak terlibat dalam kegiatan apapun, dengan persentase NEET mencapai 22,25 persen, dari total penduduk usia 15 hingga 24 tahun secara nasional.

Baca Juga :   Upaya Tingkatkan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran di Palu ala Andi Nur B. Lamakarate

Menurut Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki, rata-rata waktu yang dibutuhkan seseorang yang baru lulus untuk mendapatkan pekerjaan adalah 6 bulan.

Namun, ketika seseorang salah memilih jurusan, masa tunggu hingga mendapatkan pekerjaan bisa meningkat menjadi hingga 1 tahun.

“Faktor salah jurusan menjadi penyebab banyak anak muda Indonesia masuk golongan pengangguran tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET),” ungkap Maliki kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (28/5/2024).

Maliki menjelaskan bahwa salah memilih jurusan terutama terjadi ketika jurusan yang dipilih ternyata tidak banyak dibutuhkan di lapangan pekerjaan.

Baca Juga :   Tingkat Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN, Filipina Nyaris Menyamai

Hal tersebut menciptakan ketidakcocokan antara apa yang dipelajari di sekolah atau pelatihan dengan permintaan dunia kerja.

Menurut Maliki, penting bagi para siswa untuk mendefinisikan motivasi dan keinginan mereka sebelum memasuki dunia sekolah.

“Motivasi itu yang harus dibangun sebelum dia masuk dunia sekolah, mereka harus bisa mendefinisikan motivasi dan keinginan mereka ke depan,” tandasnya. (Inul)

Facebook Comments Box