Korban Penganiayaan di Palu Alami Trauma, Muntah-Muntah Hingga Kerap Jatuh Pingsan
LIKEIN, PALU – Korban penganiayaan dilakukan oleh anak di bawah umur, alami trauma, sering muntah hingga jatuh pingsan. Kejadian yang tidak pantas ditiru itu terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Ayah angkat korban Helmi Sahiber (52 tahun) mengaku, kondisi anaknya berinisial UD saat ini, masih trauma. Anak angkatnya itu juga masih merasa takut, bahkan teriak hingga jatuh pingsan, jika mengingat peristiwa yang menimpanya, Jumat 18 Maret 2022.
“Ditendang bagian leher, mata, serta belakang, jadi setiap anak saya bergerak dia muntah-muntah,” terang Helmi, saat dihubungi via telepon, Sabtu 19 Maret 2022.
Anaknya sempat dilarikan di Rumah Sakit, namun orangtua korban tidak membawa uang dan belum memiliki kartu BPJS. Saat ini korban dirawat di rumah.
“Awalnya, dibawa lari ke Rs Bhayangkara, tapi ibunya tidak bawa uang akhirnya hanya dirawat di rumah saja,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan, penganiayaan ini lantaran terjadi kesalahpahaman antara korban dan teman sejawatnya itu.
Helmi mengatakan, anaknya telah meminta maaf, namun lima orang anak yang membawa korban itu tetap lakukan penganiayaan.
“Anak saya sudah minta maaf, terus diajak keluar sama mereka dan dibawa ketempat sepi di Jalan Samudera III, Palu Barat. Terjadi penganiayaan di tempat itu,” lanjutnya.
Orangtua angkat korban juga mengungkapkan, bahwa anaknya juga dianiaya di mobil.
Ayah angkat UD menuturkan, kasus tersebut telah ditangani oleh Polres Palu. Ia mengabarkan, dua orang ditetapkan tersangka.
“Tadi sudah di BAP, dua orang itu perempuan,” tuturnya.
Helmi berharap, proses hukum terus berjalan dan mengingatkan kepada para orangtua, untuk mengawasi anaknya dalam bergaul dan lakukan peristiwa yang menimpa anaknya itu sebagai pelajaran.
“Untuk anak-anak jadikan ini pembelajaran dan hati hati dalam bergaul,” harap Helmi.(Cr2/Fadhila)