Komunitas Historia Sulteng Sebut Sang Proklamator Pernah ke Palu

waktu baca 2 menit
Komunitas Historia Sulawesi Tengah berada di monumen Mutiara Bangsa Kota Palu. Foto : Didi/likein.id

LIKEIN, PALU – Komunitas Historia Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar diskusi tentang Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno Hatta. Mereka ingin pemerintah untuk isi ruangan di Monumen Mutiara Bangsa dengan arsip sang proklamator karena pernah ke Palu.

Diskusi terkait hal tersebut dilaksanakan komunitas ini bersama dengan Puenggari Center dan Dinas Kearsipan Perpustakaan Kota Palu di Monumen Mutiara Bangsa, Taman Gor, Jalan Mohammad Hatta, Kelurahan Besusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Sabtu 5 Februari 2022, pukul 16.00 Wita.

Koordinator Komunitas Historia Sulteng, Mohamad Herianto, menjelaskan, diskusi dilakukan untuk menelusuri jejak Soekarno di Palu.

Baca Juga :   Sulteng Darurat Sedimentasi Sungai, 188 Banjir Terjadi Sepanjang 2022

“Diskusi sejarah kemarin, membahas tentang kebenaran Soekarno yang pernah hadir di Palu dan momentum saat ia berpidato di tempat Monumen Mutiara Bangsa berdiri sekarang,” jelas Herianto, saat ditemui likein.id, Minggu 6 Februari 2022, malam waktu setempat.

Herianto bilang, patung Soekarno yang ada di taman Gor saat ini, menandakan kehadiran Presiden Pertama Indonesia di Palu.

Ia menjelaskan, Sang Proklamator pernah berpidato di tempat patung tersebut berdiri pada Rabu 2 Oktober 1975 silam, di puk 10:00 Wita.

Sedangkan Herianto menambahkan, ukuran keseluruhan dari patung Soekarno ini, disesuaikan dengan waktu kedatangan beliau saat itu.

“Dengan tinggi monumen 10 meter, kemudian ukuran diorama ini lima kali tujuh meter dan dudukannya ke bawah dua meter, jadi melambangkan tanggal dua, bulan sepuluh, tahun 1957,” katanya.

Baca Juga :   Geram Tak Ditanggapi Polisi, Emak-emak Gerebek Basecamp Narkoba di Jambi

Diketahui juga bahwa Soekarno adalah penggagas bergantinya nama Bandara di Palu yang saati itu Masovu menjadi Mutiara.

Ia meminta agar pemerintah dapat mengisi ruangan di bawah monumen Soekarno dengan arsip-arsip kedatangan dari Sang Proklamator sewaktu di Palu.

Herianto berpesan, agar informasi yang didapat dari hasil diskusi kemarin juga bisa diteruskan ke generasi selanjutnya.

“Kita harus lebih menginformasikan ini kepada generasi berikutnya, jangan hanya putus di kita, ya salah satunya dengan menuliskan, bukan cuman menceritakan,” pungkasnya. (Cr4/Rnd)

Facebook Comments Box