Kisah Desa Tompe, Rob Musiman, dan Pilihan Mangrove untuk Mitigasi Alami
LIKEIN, DONGGALA – Meminimalisasi dampak banjir rob, ribuan bibit mangrove ditanam di sepanjang bibir pantai di Desa Tompe, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/07/2023).
Aksi itu digelar oleh Komunitas Sahabat Mangrove Sirenja (SMS) bersama ratusan warga setempat. Komunitas lainnya turut dilibatkan termasuk komunitas jurnalis yang konsen terhadap isu-isu lingkungan. Bibit mangrove disediakan oleh Penabulu Foundation .
“Ada sekitar 15 ribu bibit mangrove yang akan di tanam. Hari ini baru kurang lebih 10 ribu yang kami tanam bersama teman-teman di sepanjang pesisir pantai Tompe yang sudah lima tahun dilanda banjir rob,” kata Sahir, perwakilan SMS.
Penanaman mangrove diinisiasi langsung oleh pemuda di Tompe. Mereka makin paham bahwa mangrove sangat bermanfaat bagi warga terlebih yang selama ini tinggal di pesisir pantai.
Sejak bencana gempa 2018 lalu, puluhan warga Tompe harus direlokasi. Di tempat itu terjadi penurunan tanah akibat gempa 7,4 Sr yang melanda. Sebagian warga memilih bertahan meski rumahnya harus terendam banjir rob musiman. Sisanya memilih relokasi dengan pengadaan huntap pemerintah tak jauh dari lokasi semula.
Pemerintah berencana membangun tanggul di area tersebut untuk mencegah banjir rob musiman yang terjadi di wilayah. Meski demikian, Sahir bilang, pembangunan tanggul ini hanya dilakukan sebagian wilayah pesisir.
Olehnya, penanaman Mangrove dilakukan memanjang menyerupai benteng penghalang sekitar 2 Km.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya tanggul, tapi sesuai komunikasi dengan pemerintah perencanaan pembangunan hanya dilakukan sebagian wilayah. Kami berharap pembangunan tanggul bisa dilakukan di beberapa wilayah yang terdampak banjir ROB tapi tentunya tidak merusak Mangrove yang telah kami tanam,” ucapnya. (Santo)