Kasus Stunting Meningkat di Enam Kabupaten Sulteng, Penyebabnya Belum Diketahui
LIKEIN, PALU – Prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 1 persen, dari 28,2 persen pada tahun 2022 menjadi 27,2 persen pada tahun 2023. Meski begitu, terdapat enam kabupaten yang mengalami kenaikan.
Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan, hasil Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi stunting di enam kabupaten di Sulteng, yakni Donggala, Parigi Moutong, Poso, Banggai, Morowali, dan Banggai Laut.
Kabupaten Banggai Laut mencatat peningkatan paling tinggi sebesar 5,6 persen, meningkat dari 20 persen pada tahun 2022 menjadi 25,6 persen pada tahun 2023.
Diikuti oleh Banggai dengan kenaikan 4,8 persen, dari 24,3 persen pada tahun 2022 menjadi 29,1 persen pada tahun 2023.
Kemudian Morowali dengan kenaikan 2,7 persen, dari 23,3 persen pada tahun 2022 menjadi 26,0 persen pada tahun 2023.
Sementara itu, Poso mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen, dari 24,6 persen pada tahun 2022 menjadi 26,5 persen pada tahun 2023.
Disusul oleh Donggala dengan kenaikan sebesar 1,7 persen, dari 32,4 persen pada tahun 2022 menjadi 34,1 persen pada tahun 2023, dan Parigi Moutong naik sebesar 1,1 persen, dari 27,4 persen pada tahun 2022 menjadi 28,5 persen pada tahun 2023.
Kepala BKKBN Sulteng, Tenny Calvenny Soriton, menyatakan bahwa penyebab kenaikan prevalensi stunting tersebut masih belum diketahui.
Dia berencana untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat guna mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat penurunan kasus stunting.
“Data kan sudah ada, nanti kami evaluasi apa-apa yang menyebabkan stunting bisa naik,” kata Tenny kepada Likein.id, Senin (13/5/2024).
Dia juga menekankan bahwa evaluasi akan dilakukan terhadap program penurunan stunting yang telah dilaksanakan di setiap kabupaten, dan akan dilakukan pencatatan ulang terhadap kelompok sasaran yang berisiko mengalami stunting. (Inul)