IKEA Hentikan Operasional di Rusia
LIKEIN, PALU – Perusahaan furnitur IKEA dan sejumlah brand fashion memutuskan untuk menghentikan operasional dan menutup gerainya di Rusia. Hal tersebut akibat imbas invasi Rusia ke Ukraina.
Keputusan ini diumumkan oleh manajer ritel pemilik IKEA, Ingka Group, menyebutkan adanya kenaikan harga furnitur sebesar 12% untuk tahun fiskal ini akibat melonjaknya biaya bahan baku.
“Perang di Ukraina adalah tragedi kemanusiaan, dan kami turut berempati terhadap jutaan orang yang terkena dampaknya,” tulis pernyataan manajemen dilansir dari Reuters.com, Jumat 4 Maret 2022.
Perang ini menimbulkan disrupsi pada rantai pasok dan situasi perdagangan. Pihaknya tidak dapat menjamin keselamatan dan keamanan pekerjanya di sektor logistik karena perang ini. Oleh karenanya, IKEA terpaksa menutup gerainya di Rusia untuk sementara waktu.
Namun, 14 mall milik Ingka Group di negara tersebut masih tetap dibuka.
Sementara itu, gerai IKEA di Moskow diserbu masyarakat yang ingin berbelanja furnitur sebelum toko tersebut berhenti beroperasi.
Mengutip dari The Guardian, akibat adanya penutupan ini membuat 15.000 pekerja IKEA terpaksa diliburkan sementara, tanpa batas waktu yang ditentukan.
IKEA diketahui telah hadir di Rusia sejak tahun 2000, keberadaannya yang diklaim sebagai salah satu perusahaan furniture terbesar di Rusia. Membuat IKEA berhasil meraup keuntungan sebesar 1,6 billion euro dan menyumbang profit untuk negara beruang tersebut sebanyak 4 persen pertahun.
Belakangan pabrikan otomotif Volkswagen dan Ford, serta produsen minuman berakohol Diageo dikabarkan telah memberhentikan pasokan produknya.
Perusahaan ritel ternama seperti Boohoo, Mango, Asos, Burberry serta H&M juga ikut menangguhkan penjualan merek mereka diwilayah pimpinan putin tersebut.
Tak hanya itu produsen perfilman dunia Walt Disney Company, Sony dan Warner Bros juga resmi menghentikan perilisan film mereka di Rusia.
Menyusul yang lainya, brand fashion asal London, M&S turut menangguhkan bisnis waralaba Turki di Rusia, hal ini juga membuat 48 toko dan 1.200 karyawan ikut terdampak.
Penangguhan tersebut diambil beberapa perusahaan diatas sebagai salah satu cara mereka untuk melemahkan pertahanan ekonomi Rusia selain itu juga sebagai bentuk penghormataan atas adanya krisis kemanusian yang menimpa Ukraina.(Fadhila)