Gara-Gara Harga Telur Naik Drastis, Daya Beli Masyarakat Turun

waktu baca 2 menit
Seorang pedagang telur di Pasar Toaya, Sudirman (52 tahun). Foto : Inul/Likein

LIKEIN, DONGGALA – Seorang pedagang telur di Pasar Toaya, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala mengaku bahwa daya beli masyarakat turun setelah harga telur naik drastis.

Pedagang telur, Sudirman (52 tahun), mengaku terpaksa menaikan harga telur dari harga Rp50 ribu per rak menjadi Rp60 ribu per raknya. Hal itu turut berdampak pada penjualannya yang turun hingga 70 persen.

“Pembelinya sebelumnya agak lumayan lah, kalau sekarang turun, bukan cuma turun 50 persen, keuntungan yang didapatkan cuma 30 persen, jadi turun 70 persen,” katanya saat ditemui Likein.id, pada Sabtu, 27 Agustus.

Ia mengungkapkan, kenaikan harga telur terjadi pada minggu ke-tiga bulan Agustus 2022 yang disebabkan oleh adanya bantuan sosial atau Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.

Baca Juga :   Unik, Pedagang di Makkah Tarik Perhatian Jamaah Indonesia dengan Teriak Jokowi Lima Puluh Ribu

“Sebelum ada PKH itu eceran telur Rp50 ribu atau dengan modal Rp45 ribu per rak. Nah setelah ada PKH ataupun bansos, maka telur naik mencapai Rp60 ribu itu eceran telur paling kecil,” ungkapnya.

“Saya cuma berharap, kalau PKH itu tolong bantu ke masyarakat uang saja, karena kalau bukan uang, mereka kan ambil di kandang, kita kan sama-sama ambil di kandang juga, jadi daya beli masyarakat itu turun,” lanjutnya.

Hal tersebut pun sama seperti yang diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, pada Rabu, 25 Agustus 2022, lalu.

Mendag menyampaikan, penyebab kenaikan harga telur adalah bagian dari upaya mengurangi produksi para peternak dalam program Bantuan Sosial (Bansos) karena telur didistribusi dalam skala besar sehingga menyebabkan permintaan telur ayam meningkat di pasaran dan berdampak pada kenaikan harga.

Baca Juga :   Migor Mahal dan Langka, Penjual Gorengan di Palu Kesulitan

“Mudah-mudahan tiga minggu sampai satu bulan mendatang sudah mulai turun lagi tapi dengan harga yang wajar. Konsumen beli tidak berat tapi peternaknya tidak rugi,” ucap Mendag.

Seorang pembeli, Diana (41 tahun), turut memberikan keluhan terkait naiknya harga telur di pasaran.

Menurut Diana, harga telur saat ini mencapai Rp2.500 per butir setelah sebelumnya Rp2 ribu.

“Tadi malam terakhir beli telur, harganya Rp2.500, itu naik sekali, jadi pikir dua kali kalau mau beli telur,” pungkasnya. (Inul/Kn)

Facebook Comments Box