Ekspor Kopi Indonesia Anjlok, AS dan Mesir Jadi Pasar Utama

waktu baca 2 menit
Biji Kopi. (Foto: Shutterstock)

LIKEIN, – Ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan signifikan pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan non-PEB, ekspor kopi turun dari 40,65 persen pada tahun 2022 menjadi 35,39 persen pada tahun 2023.

Pada tahun 2023, berat bersih ekspor kopi Indonesia tercatat sebesar 276,3 ribu ton dengan nilai mencapai US$916,6 juta. Tahun sebelumnya, ekspor kopi mencapai 433,9 ribu ton dengan nilai US$1.135,5 juta.

Data dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan tren yang bervariasi, dengan berat bersih ekspor kopi pada tahun 2021 sebesar 384,7 ribu ton dengan nilai US$850,1 juta, tahun 2020 sebesar 375,7 ribu ton dengan nilai US$809,7 juta, serta pada tahun 2019 sebesar 355,8 ribu ton dengan nilai US$872,7 juta.

Baca Juga :   Kominfo Ancam Blokir Google, Facebook, Whatsapp dan Instagram Bulan Depan

Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia pada tahun 2023 dengan nilai ekspor mencapai US$215,5 juta, yang menyumbang 23,51 persen dari total ekspor kopi Indonesia.

Selain Amerika Serikat, negara-negara tujuan utama lainnya adalah Mesir dengan nilai ekspor sebesar US$84,5 juta, Jepang dengan nilai ekspor US$63,0 juta, Malaysia dengan nilai ekspor US$60,6 juta, dan India dengan nilai ekspor US$50,2 juta.

Indonesia dikenal memiliki beragam jenis kopi khas dari berbagai daerah. Pada tahun 2023, provinsi-provinsi di Pulau Sumatera memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor kopi nasional, menyumbang 76,80 persen dari seluruh nilai ekspor kopi.

Baca Juga :   McD vs KFC Bersebrangan di Palu, Persaingan ?

Provinsi Lampung menjadi penghasil komoditas ekspor kopi terbesar dengan nilai ekspor mencapai US$376,4 juta atau setara dengan 41,07 persen dari total ekspor kopi nasional.

Provinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur juga berperan penting dengan nilai ekspor masing-masing sebesar US$228,6 juta dan US$166,5 juta, diikuti oleh Aceh US$97,3 juta dan Jawa Tengah US$20,6 juta.

Namun, ketiga provinsi utama, yakni Lampung, Sumatera Utara, dan Jawa Timur, mengalami penurunan nilai ekspor dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 29,85 persen, 21,52 persen, dan 3,59 persen. (Nasrullah/Inul)

Facebook Comments Box