Di DPRD Palu Perempuan Penyintas Gempa Mengadu: Huntara Rawan Pelecehan Seksual

waktu baca 1 menit
Anggota DPRD Kota Palu, Ratna Mayasari Agan saat menanggapi kasus pelecehan seksual yang diungkap seorang penyintas Huntara Hutan Kota. Foto : Inul/Likein

LIKEIN, PALU – Penyintas yang tinggal di Hunian Sementara (Huntara) Kota Palu mengadu ke DPRD Kota Palu, Rabu, 8 Maret 2023. Mereka resah lantaran lingkungan huntara yang rawan terhadap pelecehan seksual.

Aksi penyintas bencana Gempa Palu tahun 2018 di gedung DPRD Kota Palu itu bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional tahun 2023.

Baca Juga :   Haru, Warga Sekampung di Maluku Nangis Massal Lepas Mahasiswa KKN UGM

Seorang penyintas yang datang dari Huntara Hutan Kota Palu, Sritini Haris (54 th) mengatakan, keresahan para penghuni huntara khususnya perempuan itu bukan tanpa sebab. Ia menyebut bocah perempuan berumur 13 tahun pernah menjadi korban pelecehan dan pelakunya kini mendekam di Rutan Maesa Palu.

Kondisi Huntara yang tak memiliki sekat, ditambah toilet bersama antara laki-laki dan perempuan, menambah potensi terjadinya pelecehan seksual.

“Pelakunya cuma di depan rumah. Korban sekarang ini berhenti sekolah,” Sritini mengatakan, Rabu, 8 Maret 2023.

Baca Juga :   Manfaat SIUP Bagi Pelaku Usaha di Kota Palu

Para penyintas meminta DPRD Kota Palu bersikap dan mendorong pemerintah memberi solusi agar kasus serupa tidak terjadi.

Menanggapi itu, anggota DPRD Kota Palu, Ratna Mayasari menyebut kasus tersebut menjadi catatan yang harus diseriusi pemerintah.

“Sangat miris sekali sebenarnya mendengar apa yang disampaikan. Ini yang harus menjadi catatan besar bagi kita semua. Kami di DPR tentunya akan memperjuangkan ini,” tuturnya. (Inul/St)

Facebook Comments Box