AKU HARUS APA ? Bagian Dua
LIKEIN, SERIES – Jangan sering berjanji ya, terkadang apa yang diucapkan hari ini adalah kemustahilan untuk kita berkomitmen.
Sejatinya, jika dirimu mengenal tentang artinya kesetiaan, maka kau akan temui hal yang sangat istimewa.
Perihal menyayangi, biasanya hati gampang berubah. Jadi coba jalani saja dulu, aku tak berharap banyak, yang pasti kamu tahu satu hal, sejauh ini aku telah membangun cinta yang dibaluti dengan kesetian padamu.
Jadi, jangan bawa bercanda yah hati ini, dan satu hal lagi, ku mohon setelah kau mendapatkan hatiku, tolong jangan gampang berubah.
Karena aku pernah setrauma itu berjuang dengan penuh kesabaran, tapi pada akhirnya dipukul kembali dengan kesadaran.
5 Menit kemudian, tiba-tiba handphone itu berbunyi. Setelah ku lihat, ternyata kamu (lelakiku).
Via telepon kamu mengajakku tiba-tiba untuk bertemu dengan alasan rindu.
“Hallo, kita ketemu yah. Kita sudah hampir sebulan jalan tapi ketemunya jarang, siap-siap ya, aku akan tiba di menjemputmu 10 menit lagi “ ujarnya.
Aku langsung bergegas untuk siap-siap, lalu kami pun lekas pergi di suatu tempat..
Dia bertanya, kamu ngomong apa tadi ?
Mengapa gak percaya dengan tulusnya hati ini padamu ?
Mulut seakan terhenti bicara, lalu aku memandang kedua mata serta menggenggam tanganya.
Namun tiba-tiba hanphone miliknya berdering, panggilan masuk dan sangat jelas tertulis nama KEKASIH.
Syok . .
Yah aku syok, tak habis fikir, aku langsung minta pulang.
Namun dia mengejar.
“sayang, please jangan salah paham, itu kekasih teman aku, tadi dia pinjam hanphone ini, karena dia tak punya Hp,” katanya.
Masih gak percaya dan sulit untuk dipercaya.
Entah benar atau salah, ini adalah sakit pertama yang kurasa setelah pertemuan indah.
“sudah ku duga, teryata bagian dari pertemuan yang penuh drama, kamu banyak menyembunyikan banyak hal, ah sudahlah,” sebutku.
Baik kalau kamu gak percaya, sekarang ikut aku (sembari dia menarik tanganku).
Aku antar kamu balik ya. Kalau kamu masih gak percaya dan marah, besok akan ku bawa teman yang memakai hanphone ini.
Tapi kalau kamu tetap gak bisa memaafkan, biar aku yang coba pergi.
“Ayo kita pulang,” ajaknya . . . .
Bersambung.
(Rahmawati)