LIKEIN, SERIES – Karena nyatanya, nyaman itu berasal dari tatapan pertama yang berujung dengan kata ‘hay’ dan pertanyaan sedang apa ?
Apa kamu ingat, dulu siapa yang menjatuhkan pandangan tajam itu padaku?
Saat diriku membalas, kau menolehkan senyuman yang membuat hati bergetar seolah ingin dimiliki kamu seutuhnya.
Kedua, kamu mengajakku berjalan bersama menapaki setiap derai langkah yang tiada habisnya.
Pertemuan pertama, saat aku sedang menikmati es cream karena cuaca di siang hari yang cukup membakar, kau menghampiriku dengan puluhan teka-teki yang membuat diriku bingung apa maksud dan tujuanmu.
Saat aku mulai beranjak, kau menyapa dengan kata ‘Hay’ dan akupun membalasnya dengan riang gembira.
Kamu meminta kenalan sembari melepaskan ponsel dari genggaman hanya untuk mendapatkan nomor whatsapp ku.
Menuju malam, tiba-tiba handphone itu berbunyi berulang-berulang seolah mengggambarkan hatimu yang menggebu untuk mendapatkan aku, sampai akupun tak tahu cara untuk menghentikan panggilan itu.
Namun, kamu selalu berupaya mencoba mengirimkan pesan kepadaku yang bertuliskan ‘Kamu sedang apa’ ?
Memang ya, pertemuan pertama itu selalu menjadi pemenang dalam kisah percintaan.
Kamu dan aku dipertemukan dengan konsep sederhana dan menghadirkan makna yang membuat aku lupa dengan kata penghianatan.
Cerita ini tak dapat dipungkiri, langit pun tau bahwa kamu satu-satunya lelaki yang menciptakan kedamaian dalam relung hati.
Lantas, tindakan apa yang harus ku lakukan sesudah ini ?
Lalu Apa alasan semesta untuk mempertemukan kita ?
Jawabanya hanya satu, yaitu ‘CINTA’.

Semakin kesini , aku makin bingung dengan rasa, bukannya menolak, namun apakah kau yakin, hadir ini akan membuat harimu bahagia ?
Aku mencoba bertanya hal itu padamu tapi kau malah mengutarakan “aku akan mengejarmu dimanapun itu, sesulit apapun, aku akan mendapatkan perasaanmu untuk menerima cintaku dan takkan membiarkan kamu beralih ke lelaki manapun”.
Jadi, aku harus bagaimana ?
Bingung kan ?
Itulah gambaran dari hati.
Menerima adalah jawaban terindah namun menolak pun justru malah menghadirkan kecewa.
Maka jawaban ‘iya’ adalah kalimat yang pantas kau terima.
Ia, aku menerima kamu dan kita sekarang sedang menjalin hubungan.
Berjalan dengan cinta dengan penuh bahagia adalah impian terbesarmu setelah bertemu denganku.
Tapi tolong ya, jaga hati dari rasa cemas ini, jangan sampai hatiku kecewa setelah menerimamu menjadi pasanganku.
Hari demi hari, lelaki ini berusaha membuat seorang perempuan yang di cintainya bahagia, tak ada pertengkaran karena keduanya saling komitmen untuk saling menjaga perasaan dan megajarkan cara menyayangi dengan tulus.
Lelaki tersebut hadir dengan kesempurnaan cinta tanpa cacat, semua dilakukan hanya untuk membahagiakan perempuan yang dicintainya hingga perempuan ini bingung dengan semua perhatian yang diberikan.
Lalu aku harus apa untuk memanjamu ?
Sejauh ini hampir tak ada cela untuk menemukan kurangmu membahagiakanku.
Lelaki itu mengulang kembali jawabnya “aku akan menjagamu dimanapun dan sesulit apapun, aku mecintaimu dengan cara yang tak ada di lelaki manapun”.
Dengan nada lembut, perempuan menjawab…..
Bersambung.
(Rahmawati)