Menu

Mode Gelap

Sains

Langka, Bunga Rafflesia Arnoldi Tumbuh di Kebun Raya Bogor


					Ilustrasi bunga Rafflesia Arnoldi, Foto : Unsplash/collinmeg Perbesar

Ilustrasi bunga Rafflesia Arnoldi, Foto : Unsplash/collinmeg

LIKEIN, BOGOR – Bunga Rafflesia Arnoldi atau lebih dikenal dengan sebutan padma raksasa yang tumbuh mekar di luar habitat aslinya. Kini telah tumbuh di kawasan Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Tengah.

Bunga tersebut merupakan Puspa Langka Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993. 

Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati, mengatakan, setelah 16 tahun upaya menumbuhkan, muncul beberapa knop bakal bunga yang salah satunya mekar pada 12 September 2022.

“Hari ini, hari yang cukup istimewa karena ada Raflesia Arnoldi yang mekar untuk pertama kalinya di Kebun Raya Bogor (KRB),” katanya dalam keterangan, pada Rabu, 14 September 2022.

Bunga ini masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan IUCN Red list dengan status konservasi terancam punah. 

Sofi menuturkan, penelitian bunga Rafflesia Arnoldi sudah dilakukan sejak tahun 2006 silam.

“Penelitian ini sudah dimulai sebenarnya. Namun, banyak sekali informasi yang dianggap para reviewer kurang valid karena dokumentasinya kurang,” tuturnya.

Sejak saat itu, pada tahun 2004 silam direktur KRB menginstruksikan untuk kembali melanjutkan penelitian yang sudah lama tertunda ini.

Ia menjelaskan, metode yang dipergunakan untuk membungakan atau menumbuhkan Raflesia Arnoldi kali ini pun agak berbeda dengan Raflesia Padma.

“Dan menurut catatan pohon inangnya sendiri sudah ada di KRB sejak tahun 52 berupa biji. Dan pada tahun 53 sudah ditanam di KRB. Jadi inangnya sendiri sudah berumur 69-70 tahun hari ini,” jelasnya.

Sofi menambahkan, kondisi bunga Rafflesia Arnoldi di KRB ini memiliki diameter sekitar 30 centimeter dan belum mekar sempurna atau baru sekitar 70-80 persen.

Meski begitu, tetap saja mekarnya bunga Rafflesia Arnoldi di luar habitatnya ini tergolong langka. Usia mekarnya pun diperkirakan hanya selama 3-4 hari.

“Ini peristiwa yang jarang terjadi. Mungkin baru pertama kali di dunia yang terekam sejak awal. Usia mekarnya mungkin hanya 3-4 hari. Jadi, tidak lama dia tidak memberi waktu saya setelah penantian 16 tahun ini,” tandasnya.(Fadhila)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hilal Ramadan Terlihat di Donggala dengan Ketinggian 12 Derajat

12 Maret 2024 - 00:44

Sulteng Termasuk Daerah Berpotensi Angin Puting Beliung, Bagaimana Upaya Mitigasinya?

23 Februari 2024 - 16:07

Sulteng Punya Empat Kawasan Konservasi Perairan Daerah, Apa Saja?

9 Desember 2023 - 15:29

Catatan-Catatan Penting dari Ekspedisi Jurnalis 1000 Megalit

4 Desember 2023 - 23:34

Poso Urutan Ketiga Daftar Kota dengan Kualitas Udara Terbaik di Indonesia

15 Agustus 2023 - 12:20

Panas Ekstrem Landa Bumi, Ini Empat Negara Dengan Cuaca Terpanas di Dunia

21 Juli 2023 - 18:42

Trending di Sains