Menu

Mode Gelap

Health

Sesak Nafas Jadi Penyebab di Tragedi Kanjuruhan, Dokter Bilang Begini


					Ilustrasi. Foto : Pixabay Perbesar

Ilustrasi. Foto : Pixabay

LIKEIN, – Sebuah tragedi pertandingan liga 1 di Kanjuruhan, Malang, yang memakan korban lebih dari 100 orang membuat masyarakat heboh. Sedikitnya, dalam update pada pukul 10.30 korban bertambah meninggal dunia menjadi 174 orang dalam tragedi tersebut.

Tragedi hitam sepak bola terbesar kedua di dunia setelah yang terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru, membuat tak sedikit masyarakat menyerukan belasungkawa.

Di sampaikan oleh seorang dokter bedah tulang, Asa Ibrahim, yang di kutip dari akun Twitter, @asaibrahim, Senin, 3 Oktober 2022.

“Innalilahi wa innailaihi rojiun, semoga semua yg meninggal diterima di sisiNya dan semoga kejadian ini jadi pembelajaran kita semua ke depannya,” tulisnya, Minggu, 2 Oktober 2022.

Ia mengungkapkan, di pukuli tidak membuat ratusan orang meninggal, tetapi berdesakan, sesak napas dan kekurangan oksigen yang membuat ratusan orang meninggal.

“Berdesakan akan menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang bisa kita hirup, kondisi kekurangan oksigen atau hypoxia akan menyebabkan penurunan kesadaran akibat suplai oksigen ke otak menurun, orang kemudian pingsan, jatuh, terus terinjak-injak, semakin parah kondisinya, sampai dengan meninggal,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kondisi kekurangan oksigen pada otak atau cerebral hypoxia bisa menyebabkan penurunan kesadaran hanya dalam di bawah satu atau dua menit.

Baca Juga :   Ozil akan ke Indonesia, Masuk Rans FC ?

Jika belum pingsan, paling tidak badan sangat lemas, yang membuat semakin tidak bisa mempertahankan diri dari desakan, semakin kurang oksigen, sampai dengan meninggal.

“Sehingga dalam suatu tindakan pertolongan yang dilakukan dokter dalam kondisi apapun, (setelah kondisi aman) yang dilakukan adalah menolong jalan napas pasien. Kenapa? Simpel, karena itu yang paling cepat menyebabkan kematian,” jelasnya.

Adapun cara melakukan pertolongan yaitu seperti bila pasien tidak sadar, ada suara mendengkur atau tidak ada suara napas sama sekali (tidak ada gerakan dada), maka di sarankan untuk melakukan teknik Chin Lift untuk membuka jalan napas.

Baca Juga :   Menteri Desa Usul Masa Jabatan Kepala Desa Jadi 9 Tahun

Teknik chin lift dapat di lakukan dengan menarik dagu korban ke atas. Sementara langkah lainnya yaitu melakukan teknik jaw thrust maneuver, namun teknik tersebut memerlukan pelatihan khusus.

Teknik jaw thrust maneuver yaitu dengan memposisikan kedua tangan pada sisi kanan dan kiri kepala pasien dengan siku bersandar pada permukaan tempat pasien terlentang, dan pegang sudut rahang bawah dan angkat dengan kedua tangan mendorong rahang bawah ke depan.

Asa berpesan kepada masyarakat agar ketika berada pada suatu kondisi genting, melihat kerumunan massa yang sangat banyak atau berdesakan, sebisa mungkin harus cari ruang atau menyingkir jika memungkinkan. (Inul/Fadhila)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 69 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Gangguan Psikologi Capai 600 Ribu, Sulteng Butuh Tambahan Psikolog Klinis

19 Maret 2023 - 23:30

Ada Psikolog Klinis Bekerja Ilegal di Kota Palu, Apa Sanksinya?

19 Maret 2023 - 22:58

Nonton Konser BLACKPINK, Rachel Vennya disebut FOMO, Apa itu?

15 Maret 2023 - 10:59

Giliran Ternak di Sigi Dihantui Wabah PMK, 57 Sapi Sudah Terjangkit

4 Maret 2023 - 23:49

Ratusan Kasus TBC di Kota Palu Ditemukan Awal Tahun, Cegah Penyakitnya dengan Cara Ini

2 Maret 2023 - 14:31

Cara Relawan Roa Jaga Roa Bantu Atasi Kesulitan Alkes di Desa Terpencil di Sigi

1 Maret 2023 - 23:34

Trending di Health