Cegah PMK Hewan Ternak, Pemerintah Percepat Vaksinasi

waktu baca 2 menit
Ilustrasi hewan ternak, Foto : Likein

LIKEIN, – Pemerintah mempercepat vaksinasi dan pemberian obat untuk mencegah meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan, Pemerintah saat ini secepatnya akan melakukan pengadaan dan distribusi untuk vaksinasi hewan ternak.

“Saat ini upaya Pemerintah yakni secepatnya melakukan pengadaan dan distribusi vaksin dalam jumlah besar dan segera melakukan vaksinasi kepada hewan ternak. Dengan ini diharapkan herd immunity bisa segera tercapai,” katanya, Senin 20 Juni 2022.

Ia menyampaikan, penyakit PMK telah menyebar ke 19 provinsi dan 199 kabupaten/kota.

“Jumlah kasus sakit sebanyak 184.646 ekor, sembuh 56.822 ekor (30,77 persen), pemotongan bersyarat 1.394 ekor (0,75 persen), kematian 921 ekor (0,50 persen) dan yang sudah divaksinasi sebanyak 51 ekor,” pungkasnya.

“Untuk jumlah populasi seluruh ternak yang berisiko dan terancam (sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi) sebanyak 48.779.326 ekor,” lanjut Airlangga.

Airlangga menuturkan, agar berbagai regulasi terkait PMK segera diselesaikan dan diimplementasikan untuk mencegah makin meluasnya wabah penyakit PMK serta untuk tetap menjaga kualitas hewan ternak Indonesia.

Pelaksanaan program vaksinasi tersebut akan dilakukan oleh sekitar 1.872 tenaga medis dan 4.421 paramedis.

“Masih dibutuhkan 28 Juta dosis prioritas vaksinasi dan saat ini yang sudah diimpor sebanyak 3 juta dosis, di mana 0,8 juta dosis dalam proses pengadaan Pemerintah, sedangkan yang 2,2 juta dosis sedang proses refocusing untuk pembiayaan anggarannya,” tuturnya.

Airlangga menambahkan, Pemerintah menyiapkan SDM terlatih untuk vaksinasi PMK serta penandaan (eartage) dan pendataan ternak.

“Kita harus mempertimbangkan kondisi yang lebih luas, bukan hanya masalah pencegahan, namun juga melihat konsekuensi ke depannya karena hewan ternak adalah aset,” tambahnya.

Jadi, kalau PMK tidak teratasi akan menjadi kerugian yang tak ternilai khususnya bagi peternak kecil.(Fadhila)

Facebook Comments Box