Perilaku Boros Warga Indonesia Buang 48 Juta Ton Makanan Pertahun

waktu baca 3 menit
Ilustrasi sampah makanan. Foto : Pixabay

LIKEIN, JAKARTA – Puluhan juta ton makanan bergizi tinggi setiap tahunnya terbuang sia-sia di Indonesia.

Makanan berlebih tersebut sebelumnya tidak dikonsumsi di tempat usaha kuliner seperti resto, perhotelan, rumah makan, dan individu masyarakat yang berprilaku boros.

Santapan itu merupakan pangan bernutrisi lengkap seperti jenis-jenis sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, daging, olahan laut, air mineral, jus, dan nasi.

Gejala ini disebut Food Loss and Waste atau Penyusutan dan pemborosan pangan. Masalah ini bahkan dibahas secara global dalam dialog forum United Nation Food Systems Summit (UNFSS) +2 Stocktacking Moment, Rabu (26/7/2023) di Roma, Italia.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa food loss and waste terjadi pada tahap konsumsi dan berdasarkan mata rantai produksi pangan, masyarakat miskin Indonesia bahkan tidak merasakan pangan-pangan tersebut sebelum terbuang.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada kurun waktu tahun 2000-2019, Indonesia menghasilkan sebanyak 23-48 juta ton sampah makanan per tahun.

Baca Juga :   Panpel Arema Disanksi Seumur Hidup Usai Tragedi Kanjuruhan 

“Jumlah sampah makanan tersebut sepatutnya dapat menghidupi 61-125 juta orang atau sama dengan 29-47 persen populasi rakyat Indonesia. Sedangkan secara ekonomi, food loss and waste telah mengakibatkan kerugian sekitar Rp551 triliun atau setara dengan USD36,6 miliar,” ungkap Arief dilansir laman resmi Badan Pangan Nasional, Sabtu (29/7/2023).

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang. Artinya, puluhan juta masyarakat miskin di Indonesia belum merasakan makanan bernutrisi dari pangan berlebihan tersebut.

Dengan estimasi kerugian yang ditimbulkan dari adanya sampah pangan tersebut, terlebih potensi makanan menjadi sampah, kata Arief, harus dicegah lantaran ancaman krisis pangan global di depan mata.

Menanggapi masalah ini, pemerintah Indonesia merumuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi food loss and waste secara efektif. Beberapa strategi yang diusulkan mencakup mengubah perilaku masyarakat, peningkatan support system, penguatan regulasi, optimalisasi pendanaan, pemanfaatan food loss and waste, pengembangan kajian, serta pendataan food loss and waste.

“Kami mendorong adanya gerakan kampanye nasional dengan nama ‘Stop Boros Pangan/Stop Food Waste’ untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi pemborosan pangan,” ungkap Arief.

Promosi dan iklan akan digencarkan kepada masyarakat baik di tingkat nasional maupun provinsi dan kabupaten.

Baca Juga :   Nunggak Iuran, Peserta BPJS akan Kena Denda Rp30 Juta

Pemerintah juga berusaha melibatkan tiga kelompok pelaku dalam strategi pencegahan food loss and waste, yakni penyedia makanan/donator (termasuk restoran, hotel, retail, dan penjual makanan lainnya), organisasi sosial yang menjadi food hub yang bertugas dalam menghubungkan penyedia/donor makanan dengan kelompok penerima, serta kelompok penerima manfaat yang tengah menghadapi masalah kekurangan pangan, seperti anak-anak, lansia, panti asuhan, dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional juga telah menyediakan fasilitas armada untuk kendaraan logistik dan pendistribusian pangan berlebih dari pendonor ke penerima manfaat.

Hingga saat ini, lebih dari 27 ton pangan berlebih telah didistribusikan kepada kelompok penerima manfaat di Jakarta sepanjang Desember 2022 hingga Februari 2023.

“Ini tentunya akan kita perluas ke berbagai wilayah sehingga gerakan ini terus bergulir dan berdampak positif pada ketahanan pangan nasional,” ujar Arief.

Diharapkan dengan adanya strategi dan kampanye ini, jumlah makanan yang terbuang bisa berkurang dan masyarakat miskin di Indonesia dapat merasakan manfaat dari pangan bernutrisi yang saat ini terbuang sia-sia. (Sadam/Kn)

Facebook Comments Box