Menu

Mode Gelap

Biz Like

Pemkab Parigi Moutong Usul Hasan Bahasyuan Jadi Pahlawan Nasional Setelah Tombolututu


					Peserta Culture Forum Dari Kabupaten/Kota se-Sulteng. Foto: Katrin/Likein.id Perbesar

Peserta Culture Forum Dari Kabupaten/Kota se-Sulteng. Foto: Katrin/Likein.id

LIKEIN, PARIGI MOUTONG – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong mengusulkan Tokoh Budaya asal Parigi Moutong Hasan Bahasyuan menjadi salah satuh Pahlawan Nasional berikutnya setelah Tombolututu.

Hal itu disampaikan langsung oleh Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong Sunarti Masanang saat memberikan sambutan dalam event Culture Forum yang digelar di Auditorium Kantor Bupati Parigi Moutong selama tiga hari yakni 15-17 Maret 2023.

“Kegiatan ini merupakan langkah awal dari sebuah rencana besar menuju penganugerahan Hasan Bahasyuan sebagai Pahlawan Nasional ke dua setelah Tombolututu,” kata Sunarti dihadapan para peserta dari kabupaten/kota se- Sulawesi Tengah.

Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong bekerjasama dengan Hasan Bahasyuan Institute (HBI) menggelar Culture Forum Perhelatan Budaya Gelar Maha Karya Hasan Bahasyuan melalui kegiatan Seminar, Workshop, dan FGD.

Culture Forum ini juga ditujukan untuk membangun spirit kebudayaan daerah Sulteng lewat gelaran karya-karya sang maestro Hasan Bahasyuan.

Sunarti Masanang mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk apresiasi Pemkab kepada Hasan Bahasyuan sebagai tokoh sekaligus pahlawan kebudayaan Sulteng yang berasal dari Parigi Moutong.

Sunarti meyakini, bahwa langkah untuk mengusulkan Hasan Bahasyuan sebagai Tokoh Nasional tentu akan mendapatkan dukungan dari pihak Kabupaten/Kota se-Sulteng serta Pemerintah Provinsi.

Baca Juga :   Akhir Juni, Kendaraan Di Sulteng Bakal Gunakan Pelat Putih

“Saya yakin langkah ini adakan mendapatkan dukungan dari kabupaten/kota serta Pemerintah Prrovinsi Sulteng yang bangga terhadap karya-karya sang Maestro Hasan Bahasyuan,” tambahnya.

Hasan Bahasyuan/ Foto: Dok. Hasan Bahasyuan Institute

Sementara itu, Syaiful Bahri Bahasyuan, anak kadung Hasan Bahasyuan mengatakan bahwa untuk menjadikan sang ayah sebagai Tokoh Nasional memerlukan usaha yang tak sedikit, perlu keterlibatan berbagai pihak, mulai dari para budayawan hingga akademisi untuk merunut kembali sejarah panjang perjalanan Hasan Bahasyuan yang telah mewarisi beragam karya dalam membangun identitas budaya di Sulteng.

“Perjalanan menuju penganugerahan sebagai Tokoh Nasional perlu usaha yang tak sedikit, tak hanya merunut kembali sejarah dan napak tilas beliau, tapi kita perlu memperkenalkan kembali karya-karya beliau pada generasi muda, seperti tari pomonte yang cukup terkenal, tapi banyak yang tidak tau siapa pencipta tarian itu,” bebernya kepada likein, Jumat, 17 Maret 2023.

Beberapa langkah menuju penganugerahan kata Syaiful adalah mulai dari pembentukan forum seperti Culture Forum yang membagikan spirit budaya sulteng melalui karya-karyanya. Tak hanya itu, peresmian taman Masigi di Parigi Moutong yang akan digelar pada Mei 2023 mendatang juga bagian dari pengenalan sosok Hasan Bahasyuan kepada masyarakat sekitar.

Baca Juga :   Sejumlah Bahan Pokok Alami Penurunan Harga

“Kita kenalkan dengan karya-karyanya, jadi tak hanya simbol yang menjadi pajangan semata, namun bagaimana generasi muda dapat terinspirasi dari karya-karya beliau sehingga terjadi regenerasi selajutnya,” bebernya.

Hasan Muhammad Bahasyuan adalah seorang maestro seni kebanggaan Sulteng. Lahir di Kota Parigi, 12 Januari 1930 dan dibesarkan dalam keluarga sederhana dengan jiwa seni yang tinggi.

Puluhan karya seni tari dan musik telah diciptakan oleh beliau semasa hidupnya, diantaranya tarian Pomonte, tari Pajoge Maradika, Peulu Cinde, dan berbagai tarian lainnya. Puluhan lagu juga diciptakan olehnya, diantaranya Palu Ngataku, Posisani, Toraranga, yang kini karya tari dan musiknya menjadi identitas bagi masyarakat Sulteng.

Tercatat beliau pernah membuat 24 alat musik kakula yang dijadikan sebagai musik penggiring. Alat musik tradisional asal Sulteng kakula nuada tersebut dimodifikasi oleh beliau menjadi alat musik kakula modern sehingga mengahasilkan banyak nada tergantung dari musik yang akan dibawakan. (Katrin)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 56 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Indeks Kerukunan Umat Beragama di Sulteng 10 Besar Tertinggi se-Indonesia

25 Maret 2023 - 02:02

Pemerintah Majukan Jadwal Cuti Bersama Lebaran Tahun 2023

25 Maret 2023 - 00:15

Bulog Sulteng Kedatangan Ratusan Ton Beras Impor, Beras Lokal Tetap Diserap?

24 Maret 2023 - 23:40

Pedofil Asal Sukabumi Bebas Dari Penjara, Pakar: Bakal Kumat Lagi?

24 Maret 2023 - 22:26

Berbelanja Takjil Sembari Berwisata Sejarah di Kawasan Religi Sis Al-Jufri Palu

24 Maret 2023 - 22:02

Pemuda Kendari Lolos Jadi Tentara U.S Army Class 2023

24 Maret 2023 - 21:35

Trending di Biz Like