Ngeri, 149 WNI Dilaporkan Tewas Dalam Sel Tahanan Imigrasi Di Malaysia
LIKEIN – Ratusan buruh migran asal Indonesia dikabarkan tewas di pusat tananan Imigrasi, Sabah, Malaysia. Para WNI itu di laporkan mengalami tindak kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi sebelum akhinya meninggal dunia.
Tim pencari fakta Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) melaporkan, sebanyak 149 buruh migran Indonesia meninggal dunia di lima (5) Depot Tahanan Imigran (DTI), Sabah, Malaysia dalam kurun waktu 2021 hingga April 2022.
Laporan yang dirilis dan di unggah ke media sosial twitter oleh Solidaritas Perempuan pada 27 Juni 2022 itu juga melaporkan bahwa 149 WNI tersebut tewas akibat penelantaran dan mengalami penyiksaan.
“Buruh migran Indonesia merasakan penderitaan seperti di neraka di dalam Pusat Tahanan Imigrasi Malaysia. Data tersebut berdasarkan investigasi yang dilakukan KBMB sejak Maret 2021 hingga April 2022 di 5 pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia,” tulis keterangan dalam unggahan laporan KBMB.
Dalam laporan KBMB yang berjudul ‘A Report From Hell’ itu mengisahkan perlakuan yang diterima WNI saat berada di dalam sel tahanan.
Salah satunya kisah Aris, seorang Ayah yang dipenjara bersama kedua anaknya. Pada Maret 2021, Aris ditahan bersama kedua anaknya yang berusia 5 dan 9 tahun. Aris sempat mengeluh sakit dan pingsan beberapa kali di dalam tahanan sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit pada 25 September 2021. Namun Ia dinyatakan meninggal dunia.
“Rekan yang membopongnya mengaku bahwa Aris sudah tidak bernafas saat dibawa ke rumah sakit. 2 anak malang itu terpaksa menjadi yatim karena bapaknya tak terselamatkan,”jelas laporan KBMB.
Korban lainnya adalah Suardi, Ia dilaporkan mengalami penyiksaan oleh petugas DTI.
“Almarhum dihantam, ditumbuk dadanya, ditendang sampai dihempas batu merah. Mereka tidak ada yang menghantam bagian paha atau bawah. Hanya mengincar dada dan kepala. Ada juga yang memukul menggunakan pipa besi.” terangnya
KBMB merinci, setelah penganiayaan tersebut, Suardi dengan kondisi terluka dijebloskan kembali ke dalam sel isolasi dengan tangan terborgol. Suardi kemudian dibawa ke Rumah Sakit ketika dadanya telah membengkak.
Tak hanya itu, laporan menegenai kondisi tahanan perempuan dan anak-anak juga cukup memprihatinkan karena tidak mendapatkan kebutuhan biologis mereka, seperti minum, ataupun kebutuhan air bersih untuk mereka mandi.
Perempuan dan anak-anak di tahanan imigrasi mengalami kerentanan berlapis. Minimnya sarana sanitasi dan air bersih berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan sehingga rentan terkena infeksi dan menstruasi tidak teratur.
“Semua penderitaan ada di tempat itu. Kadang air tidak hidup di tempat itu. Kami kesusahan untuk mandi, minum, dan tidur. Kadang kami dimaki-maki kalau melapor sedang sakit.” bunyi dalam laporan investigasi KBMB.
Terkait laporan itu, Kementrian Luar Negeri RI dikabarkan segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan otoritas Pemerintah Malaysia.
“Kementerian Luar Negeri memandang serius laporan tersebut dan akan berkoordinasi serta menindaklanjuti dengan otoritas terkait di Sabah melalui KJRI Kota Kinabalu dan Konsulat RI di Tawau,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Teuku Faizasyah dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 Juni 2022. (Kn/Kn)