Bisnis Event Organizer dan Tuntutan Kualitas yang Mesti Diperhatikan
LIKEIN, PALU – Tidak mudah membuat dan mengelola sebuah acara apalagi dengan massa yang besar. Alih-alih sukses, sebuah acara malah bisa membawa malapetaka jika dikelola Event Organizer (EO) yang tidak profesional.
Hal itu mengemuka dalam diskusi jelang pelantikan DPD Forum Backstager Indonesia Sulawesi Tengah, di Palu, Kamis, 19 Januari 2023.
Ketua Umum Asosiasi Backstagers Indonesia, Sofyan Nasution mengungkapkan PR besar penyelenggara acara saat ini adalah peningkatan skil atau kemampuan pekerja yang terlibat dalam sebuah acara. Apalagi kata dia gelaran event-event di semua wilayah di Indonesia sedang tinggi menyusul dicabutnya status pandemi Covid-19. Peningkatan kemampuan para pekerja event bisa meminimalisasi terjadinya kegagalan bahkan kekecauan dalam sebuah acara.
“Pekerja EO mutlak harus punya skil karena mengelola massa dalam sebuah acara tidak mudah. Misalnya apakah pekerja tau dan paham apa itu ‘Stage Manager’? Jadi EO bukan hanya soal bisnis tapi juga pertanggungjawaban ke publik,” Kata Sofyan, Sabtu, 19 Januari 2023.
Karena alasan itulah diperlukan Asosiasi atau perkumpulan pelaku usaha industri EO yang fokus pada upaya perbaikan manajeman dan kemampuan pekerja industri tersebut. Upaya itu juga yang sedang dilakukan oleh Forum Backstager Indonesia.
Forum itu juga menyosialisasikan pentingnya pihak terkait seperti pemerintah daerah dan kepolisian mengetahui standar-standar EO sebelum mengeluarkan perizinan. Salah satunya dengan memeriksa Nomor Induk Berusaha (NIB) dan pengalaman EO.
Sementara itu Ketua Forum Backstager Indonesia Sulawesi Tengah Periode 2023 – 2026, Budi Hi. Lolo berharap terbentuknya forum itu di Sulawesi Tengah bisa berkolaborasi dengan pihak terkait lain.
Pelantikan pengurus Forum Backstager Indonesia Sulawesi Tengah Periode 2023 – 2026 sendiri dilakukan Sabtu, 19 Januari 2023. Sejauh ini sendiri terdapat 11 perusahaan EO di Sulawesi Tengah yang sudah tergabung dalam Forum Backstager Indonesia.
“event di suatu daerah bisa menggambarkan kondisi sebuah daerah. Kami berharap bisa memberi dampak positif dan mendorong sektor ekonomi kreatif serta industri entertainment maju dan berkembang di Sulteng,” Budi Hi. Lolo mengungkapkan. (Santo)