Ada 26 Warisan Budaya Tak Benda dari Sulawesi Tengah yang Diakui Kemendikbud, Apa Saja?
LIKEIN, PALU – Sulawesi Tengah, salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya, memiliki 26 warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Puluhan warisan budaya tak benda yang diakui oleh Kemendikbud-Ristek tersebut meliputi berbagai aspek budaya, mulai dari tradisi lisan, seni pertunjukan, adat istiadat, pengetahuan, hingga kerajinan tradisional yang menggambarkan identitas dan kekayaan sejarah masyarakat setempat.
Berikut adalah 26 warisan budaya tak benda yang berasal dari Sulawesi Tengah yang ditetapkan oleh Kemendikbud-Ristek.
1. Tari Raigo
Salah satu warisan budaya tak benda yang terkenal adalah Tari Raigo, tarian tradisional dari suku Kulawi. Tarian ini sering dibawakan dalam upacara adat sebagai bentuk syukur atas hasil panen. Gerakannya yang sakral menggambarkan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat.
2. Upacara Malabot Tumpe
Upacara Malabot Tumpe adalah tradisi penyerahan telur burung Maleo dari Kerajaan Batui ke Kerajaan Banggai. Telur Maleo yang dibungkus daun palma diserahkan sebagai simbol kerja sama dan hubungan baik antara kedua kerajaan.
3. Padungku
Disetujui sebagai warisan budaya tak benda pada 1 Januari 2018 dalam domain adat istiadat, Padungku adalah upacara adat yang dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen. Masyarakat berkumpul untuk menikmati hasil panen bersama-sama, memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan.
4. Kaledo
Kaledo adalah makanan khas yang terbuat dari tulang sapi. Menurut legenda, makanan ini berasal dari kisah ketika seorang dermawan membagikan sapi, dan orang Kaili yang mendapatkan tulang sapi mengolahnya menjadi Kaledo.
5. Tenun Donggala
Tenun Donggala adalah kain tenun tradisional dari Kabupaten Donggala. Terbuat dari benang sutra, kain ini sering digunakan dalam upacara adat. Proses pembuatannya yang rumit menjadikannya salah satu kerajinan tangan bernilai tinggi di Sulawesi Tengah.
6. Kakula
Kakula adalah alat musik tradisional yang terdiri dari tujuh bonang tembaga. Musik Kakula sering dimainkan dalam upacara adat seperti pernikahan dan kematian, memiliki nilai penting dalam kehidupan masyarakat Kaili.
7. Dade Ndate
Dade Ndate adalah seni musik dan syair panjang yang dinyanyikan oleh pria dan wanita. Syair ini menyampaikan pesan dan kesan dengan penuh makna, menjadi bagian penting dari kesenian tradisi yang dihargai di Sulawesi Tengah.
8. Modulu-dulu
Modulu-dulu adalah tradisi makan bersama masyarakat Poso. Makanan dibawa dari rumah masing-masing dan dinikmati bersama, melambangkan kebersamaan dan kerukunan dalam masyarakat.
9. Nobalia
Nobalia adalah ritual penyembuhan tradisional yang melibatkan kekuatan magis. Ritual ini dilakukan secara massal dengan musik dan tarian, dianggap memiliki unsur magis religius.
10. Guma
Guma adalah senjata tradisional berupa pedang yang melambangkan keperkasaan pria. Pedang ini memiliki panjang sekitar 1 meter dan terbuat dari baja, sedangkan sarungnya terbuat dari kayu hitam atau tanduk.
11. Lalove
Lalove adalah alat musik tradisional yang digunakan dalam upacara Balia untuk memanggil roh. Musik ini memiliki peran penting dalam praktik spiritual masyarakat Kaili, mengalun dengan nama “love” yang berarti suara dalam bahasa Kaili.
12. Torompio
Torompio adalah tarian dari bahasa Pamona yang berarti “angin berputar.” Tarian ini menggambarkan cinta kasih dan melambangkan cinta untuk sesama, tanah air, dan kehidupan. Dikenal sebagai tarian muda-mudi penuh semangat.
13. Vaino
Vaino adalah pantun yang dinyanyikan oleh kelompok pria dan wanita. Fungsi Vaino sebagai hiburan dan media komunikasi menyampaikan pesan moral, nasihat, dan humor, dipengaruhi oleh tradisi pantun Melayu.
14. Modero
Modero adalah tarian massal dari Suku Pamona, dilakukan dalam pesta dan upacara adat lainnya. Tarian ini melambangkan rasa syukur dan kebahagiaan, memperkuat persatuan masyarakat. Semua orang diundang bergabung dan menari bersama.
15. Tambi
Tambi adalah rumah tradisional Suku Lore di dataran tinggi Kabupaten Poso. Rumah ini memiliki desain panggung dan atap segitiga, simbol kehidupan tradisional yang masih dipertahankan.
16. Tari Pamonte
Tari Pamonte diciptakan oleh seniman Hasan M. Bahasyuan, terinspirasi aktivitas gadis-gadis Suku Kaili saat panen padi. Tarian ini menggambarkan kegembiraan menyambut musim panen.
17. Tombak Doke
Tombak Doke adalah senjata tradisional Suku Kaili yang sering digunakan dalam upacara adat. Tombak ini memiliki nilai historis dan simbolis, dianggap penting dalam prosesi adat pernikahan.
18. Mongunom Manginano
Mongunom Manginano adalah ritual adat dipimpin pelaku pengobatan, menggunakan bahan makanan dibentuk buaya kecil untuk mengobati pasien. Ritual ini diyakini melibatkan roh buaya penyelamat pahlawan masyarakat Buol.
19. Monuni
Monuni adalah upacara adat Suku Buol menempatkan bayi dalam ayunan. Dilakukan pada bayi pertama yang baru lahir yang melambangkan awal kehidupan baru.
20. Lyabul
Lyabul adalah makanan khas Buol yang terbuat dari sagu dan ikan atau sayuran, yang dikenal sejak lama dan dimasak menggunakan daun sagu atau wadah tanah liat, sering dikonsumsi sebagai pengganti nasi.
21. Banua Oge
Bangunan Banua Oge atau Souraja di Kelurahan Lere, Palu Barat, Sulawesi Tengah, adalah istana peninggalan Kerajaan Palu dari abad ke-19 yang dibangun dengan arsitektur kayu bergaya Bugis dan Kaili atas prakarsa Raja Yodjokodi, dan digunakan secara turun-temurun oleh keluarga raja.
22. Duhunga
Duhunga adalah bangunan berbentuk persegi panjang dengan ruang terbuka yang berfungsi sebagai tempat musyawarah, upacara adat, dan perawatan raja.
23. Waru Ranta Bada
Waru Ranta Bada adalah pakaian adat Suku Lore dari Lembah Bada, Kabupaten Poso, yang terbuat dari lembaran-lembaran kayu olahan yang sudah ada sejak zaman prasejarah, dibuktikan oleh penemuan alat pemukul kuno seperti Peboba, Petutu, dan Petuki.
24. Movunja
Movunja adalah kegiatan upacara tradisional di tanah Kaili yang melibatkan tiang bercabang untuk menggantung makanan dan hasil bumi, dengan empat jenis utama, yaitu vunja tomanuru untuk pengobatan, vunja tarade untuk merayakan pesta, vunja poraa binangga untuk meminta hujan saat kemarau, dan vunja mpae untuk merayakan panen.
25. Geso-Geso
Geso-Geso adalah alat musik tradisional Suku Bare’e yang mirip biola satu senar dengan kotak suara dari tempurung kelapa dan kulit binatang, dimainkan dengan menggesek senar menggunakan penggesek tradisional dari serabut ijuk yang disebut kajo.
26. Sopu
Sopu atau sumpit adalah senjata tradisional dari buluh (bambu kecil) yang digunakan untuk berburu dan mempertahankan diri, dibuat secara tradisional dengan pertimbangan magis-religius untuk memastikan kualitasnya.
(Nasrullah/Inul)