Lima Daerah dengan Biaya Hidup Termahal di Sulawesi Tengah, Sudah Tahu?

waktu baca 2 menit
Danau Poso di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah tampak dari atas. (Foto: Josua M)

LIKEIN, PALU – Pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Sulawesi Tengah pada tahun 2023 mengalami peningkatan menjadi Rp1.173.679 dari sebelumnya Rp1.083.679 per bulan.

Berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik, ada lima daerah di Sulawesi Tengah yang pengeluaran per orangnya lebih tinggi dari rata-rata provinsi tersebut.

Morowali menempati peringkat tertinggi dengan rata-rata pengeluaran per orang sebesar Rp1.727.751, naik dari Rp1.452.248 tahun sebelumnya.

Dari angka tersebut, sekitar Rp.859.537 digunakan untuk kebutuhan makanan, sedangkan sisanya, Rp.868.215, untuk keperluan lainnya.

Baca Juga :   Mamuju Diguncang Gempa Magnitudo 5,8 Terasa Hingga Palu

Di tempat kedua, Kota Palu juga mencatatkan peningkatan yang signifikan dengan rata-rata pengeluaran mencapai Rp.1.509.980, naik dari Rp.1.448.637. Sekitar Rp. 684.280 digunakan untuk makanan dan sisanya, Rp. 825.700, untuk kebutuhan lainnya.

Morowali Utara berada di peringkat ketiga dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp1.491.729, meningkat dari sebelumnya Rp1.303.057. Rata-rata pengeluaran masyarakat untuk makanan mencapai Rp807.993, sementara untuk keperluan lainnya adalah Rp683.736.

Poso mencatat angka sebesar Rp1.299.362, mengalami kenaikan dari Rp1.241.709 sebelumnya. Rata-rata pengeluaran masyarakat untuk makanan adalah Rp688.334, sedangkan untuk kebutuhan lainnya adalah Rp611.028.

Sedangkan di Banggai, rata-rata pengeluaran mencapai Rp1.220.502, naik dari Rp1.129.238 sebelumnya. Pengeluaran masyarakat untuk makanan adalah Rp620.982, sementara untuk kebutuhan lainnya mencapai Rp599.519.

Baca Juga :   Polres Morowali Berhasil Ringkus Pengedar Narkotika di Bandara Morowali

Pengeluaran per kapita masyarakat di suatu wilayah menjadi salah satu parameter untuk menilai kemajuan pembangunan manusia dan memastikan standar kualitas hidup yang layak tercapai.

Menurut BPS, untuk mengevaluasi dimensi hidup yang layak, digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok, baik makanan maupun kebutuhan lainnya.

“Pengukuran ini dilakukan dengan memperhatikan rata-rata pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak,” jelas BPS, dikutip Jumat (17/5/2024). (Inul)

Facebook Comments Box