Penentuan Awal Ramadan 1445 H: Hilal Hampir Tak Terlihat di Donggala

waktu baca 2 menit
BMKG Mutiara Palu melakukan pemantauan posisi hilal penetapan 1 Ramadan 1445 H di Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. (Foto: Inul Irfani/Likein.id)

LIKEIN, DONGGALA – Pemantauan hilal awal Ramadan 1445 H serentak dilakukan di Indonesia pada Minggu, 10 Maret 2024. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki dua tempat pemantauan hilal, yaitu di Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, dan Desa Lamo, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai.

Berdasarkan pengamatan BMKG Stasiun Geofisika 1 Palu dan lembaga Falakiyah Al Khairaat Madinatul Ilmi di Gedung Pemantauan Hilal BMKG Desa Marana pada pukul 17.00 Wita, posisi hilal hanya mencapai 1 derajat 42 menit 50.4 detik. Sementara elongasi bulan berada di sisi selatan atas matahari sebesar 1 derajat 44 menit 24 detik dengan fraksi iluminasi bulan 0,02 persen.

Muhammad Syarief Hidayatullah dari lembaga Falakiyah Al Khairaat Madinatul Ilmi menjelaskan, hasil pengamatan menunjukkan waktu matahari terbenam terjadi pada pukul 18.14 Wita dan waktu bulan terbenam pada pukul 18.16 Wita.

Baca Juga :   DMI Sulteng Bakal Safari ke 500 Masjid Selama Ramadan

“Umur bulan 1 jam 14 menit 09 detik, lama hilal 2 menit 15 detik, tinggi hilal Mar’I 0° derajat 19 menit 15 detik, azimuth matahari 266 derajat 09 menit 50 detik, azimuth bulan 264 derajat 27 menit 0 detik,” jelasnya pada Minggu (10/3/2024).

Kepala Seksi Data Dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika 1 Palu, Nurhayati Pimpilemba menyatakan bahwa posisi hilal dari lokasi pemantauan hilal di Desa Marana akan terlihat ketika berada pada 7 derajat.

“Selama ini hasil dari pengamatan BMKG dari lokasi pengamatan hilal paling rendah pada 7 derajat dan itupun sangat tipis pada saat itu, jadi potensi penampakan hilal saat ini bisa dikatakan hampir tidak terlihat,” ujarnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Ulyas Taha mengatakan, berdasarkan kriteria dari Mabims dan Nahdatul Ulama (NU), awal bulan Ramadan akan ditetapkan jika tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sehingga pada hasil pemantauan yang dilakukan oleh BMKG dan lembaga Falakiyah Al Khairaat Madinatul Ilmi, belum memenuhi kriteria tersebut.

Baca Juga :   Kisah Dua Bocah di Balik Badut CFD Palu; Prioritaskan Sekolah Meski Letih Bekerja

“Sehingga bulan Syaban 1445 H diistikmalkan atau digenapkan menjadi 30 hari dan awal Ramadan bertepatan hari Selasa, 12 Maret 2024,” katanya.

Informasi tambahan dari BMKG menunjukkan ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Sedangkan elongasi bulan dan matahari di Indonesia berkisar antara 1,64 derajat sampai dengan 2,08 derajat.

Sementara umur bulan di Indonesia saat matahari terbenam berkisar antara -0,15 jam di Waris, Papua, sampai dengan 2,84 jam di Sabang, Aceh.

Keputusan akhir tentang awal Ramadan 1445 H akan menunggu keputusan sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta. (Inul)

Facebook Comments Box