Penuhi Kebutuhan Penerjemah Mandarin, 10 Anak Muda di Sulteng Ini Jadi ‘Lao Shi’ di PT GNI

waktu baca 2 menit
Pelepasan peserta pemagangan dalam negeri tahun 2023 sebagai penerjemah Bahasa Mandarin ke PT. GNI oleh Toya Languages Institute bekerjasama dengan Disnakertrans Provinsi Sulteng, Senin (2/10/2023). (Foto: Inul Irfani/Likein.id)

LIKEIN, PALU – Sepuluh anak muda yang berasal dari Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Morowali Utara mengikuti pemagangan dalam negeri kejuruan bahasa Mandarin ke PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) selama sebulan.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tengah menyebut kebutuhan penerjemah bahasa Mandarin di Sulawesi Tengah kian meningkat seiring dengan munculnya perusahaan yang memperkerjakan TKA asal Cina, khususnya di daerah industri seperti Kabupaten Morowali dan Kabupaten Morowali Utara.

Baca Juga :   Kota Pintar, Pemkot Palu akan Pasang Wifi Gratis di 46 Kelurahan

Guna memenuhi kebutuhan tersebut, untuk kali pertama Disnakertrans Sulteng bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Toya Languages Institute memberangkatkan 10 orang sebagai penerjemah bahasa Mandarin atau ‘Lao Shi’ di PT GNI yang berlokasi di Morowali Utara.

Kepala Disnakertrans Sulteng, Arnold Firdaus menyebut kebutuhan penerjemah bahasa Mandarin di kawasan industri mencapai ratusan hingga ribuan orang.

“Jadi memang problem bahasa ini sangat utama, karena seringkali terjadi misleading saat kita men-translate dari bahasa Indonesia ke China. Itu yang jadi tantangan,” kata Arnold saat membuka kegiatan pelepasan pemagangan di Aula Kantor Disnakertrans Sulteng, Senin (2/10/2023).

Baca Juga :   Ekonomi Kota Palu Tahun 2022 Tumbuh 4,32 Persen

Menurutnya, adanya misleading atau penjelasan informasi yang tidak sesuai dari penerjemah bahasa berisiko membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Olehnya itu para penerjemah diminta untuk paham konteks bahasa agar komunikasi dapat berjalan secara efektif.

Eli Marlin (27 th) selaku peserta mengaku telah konsisten mempelajari bahasa Mandarin selama setahun.

“Dari Pelatihan Toya Languages Institute, kebetulan belajarnya sudah dari tahun lalu,” tuturnya.

Ia pun yakin bisa berkomunikasi dengan baik saat menjadi penerjemah bahasa Mandarin di PT GNI. (Inul/St)

Facebook Comments Box