Srikandi BMKG Indonesia Akan Bersaing Menjadi Presiden Metereologi Dunia

waktu baca 2 menit
Kepala BMKG Indonesia Dwikorita Karnawati dicalonkan sebagai Presiden WMO. Foto : Humas BMKG Indonesia

LIKEIN, JENEWA – Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati dicalonkan menjadi Presiden Organisasi Metereologi Dunia (World Metereological Organization/WMO) periode 2023-2027.

Dwikorita mengaku siap memperebutkan kursi presiden tersebut dan bakal bersaing dengan Kepala metereologi dari belahan dunia lainnya.

Bahkan Kepala BMKG Indonesia itu telah mematangkan visi misi serta strateginya untuk WMO apabila menjabat terpilih menjadi Presiden Metereologi dunia selama 4 tahun.

“Ada tiga misi utama yang menjadi fokus utama saya jika dipercaya menjadi Presiden WMO periode mendatang. Pertama, adalah kesetaraan gender. Kedua, suistainability atau keberlanjutan. Dan, ketiga pengurangan kesenjangan (closing the gap) antara negara maju dan negara berkembang, utamanya dalam hal infrastruktur kebencanaan,” kata Dwikorita di Jenewa.

Baca Juga :   Angin Kencang La Nina Masih Berpotensi Bawa Bencana di Kota Palu, Sampai Kapan?

Melansir laman resmi bmkg.go.id, Selasa (30/5/2022) Pemilihan Presiden WMO periode 2023-2027 akan diselenggarakan di sidang the nineteenth World Meteorological Congress (CG-19) pada 22 Mei hingga 2 Juni 2023.

Presiden WMO akan dipilih berdasarkan suara terbanyak oleh Anggota WMO yang terdiri dari 187 negara dan 6 teritori. Selain pemilihan Presiden WMO, juga turut dipilih Sekretaris Jenderal dan Wakil Presiden WMO.

Kaitannya dengan visi kesetaraan gender, Dwikorita memaparkan, bahwa kedepan WMO harus memiliki SDM yang lebih berimbang gender, serta kebijakan yang lebih baik untuk menangani disparitas gender.

Baca Juga :   Penentuan Awal Ramadan 1445 H: Hilal Hampir Tak Terlihat di Donggala

Selain itu, aksesbilitas yang sama terhadap informasi layanan cuaca dan iklim bagi perempuan dan laki-laki, serta memberdayakan kaum muda dan perempuan yang terdampak perubahan iklim.

Sementara itu, lanjut Dwikorita, kedepan WMO juga perlu menjembatani kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju dengan terus berupaya meningkatkan kapasitas negara berkembang dengan menginisiasi kerja sama antarnegara dan berbagai pemangku kepentingan lainnnya. (Sadam/St)

Facebook Comments Box