Cerita Desa Matansala, Pelestari Hutan Mangrove Terluas di Morowali
LIKEIN, MOROWALI – Sebuah desa di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, mengembangkan potensi mangrove di desa mereka menjadi objek wisata alam dengan memanfaatkan dana desa.
Kawasan wisata hutan mangrove seluas 24 hektare itu ada di Desa Matansala, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali. Cukup dengan membayar Rp5000 saja kita sudah bisa menikmati hamparan mangrove nan luas dan asri.
Di lokasi itu terdapat area tracking sepanjang 100 meter yang terbuat dari papan yang memudahkan pengunjung mengitari hutan mangrove di desa itu. Ada pula beberapa menara kayu yang bisa dimanfaatkan pengunjung melihat luasnya hutan mangrove tersebut dari ketinggian. Selain berjalan kaki, warga juga menawarkan jasa menelusuri hutan dengan perahu.
Daya tarik lain dari lokasi itu adalah airnya yang bersih tanpa sampah. Bahkan kawanan ikan yang kesana-kemari di sela mangrove dapat disaksikan dengan jelas.
Sejak dibuka tahun 2020 lalu, desa wisata itu menjadi tujuan favorit termasuk warga dari luar Morowali menghabiskan waktu terutama saat akhir pekan dan hari libur lainnya. Kawasn itu juga menjadi lokasi edukasi dan penelitian.
Yang menarik pembuatan kawasan wisata mangrove itu adalah inisiatif warga desa dengan biaya Rp190 juta yang bersumber dari dana desa tahun 2019.
Warga tampaknya benar-benar sadar fungsi mangrove bagi ekosistem pesisir. Itu ditunjukkan dengan keaslian vegetasi mangrove yang tetap dijaga.
“Kami bangun kawasan wisata ini tanpa menebang mangrove. Pembuatan area tracking disesuaikan dengan jalur perlintasan alami,” Kepala Dusun 1 Desa Matansala, Hermanto Mursid Boli menceritakan, Minggu, 12 Februari 2023.
Hutan mangrove di Desa Matansala sendiri merupakan yang terluas di Kabupaten Morowali. dari total luas desa 2.500 hektare, sebanyak 80 persen merupakan hutan mangrove. (Santo)