BMKG Ungkap Penyebab Turun Hujan di Musim Kemarau

waktu baca 2 menit
Ilustrasi, Foto : Fadhila/likein

LIKEIN, – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, penyebab turun hujan intensitas ringan hingga lebat yang mengguyur sebagian wilayah Indonesia, meskipun memasuki musim kemarau. 

Deputi Bidang Megeorologi, Guswanto, mengatakan, hal ini disebabkan masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan. Yaitu fenomena La Nina pada bulan Juli ini diidentifikasi masih aktif.

“Kondisi tersebut turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, pada Senin 18 Juli 2022.

Ia menjelaskan, wilayah Samudra Hindia saat ini menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu;  MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

“Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer,” jelasnya. 

Guswanto menambahkan, meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun, karena adanya fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. 

Ia mengimbau, agar masyarakat Indonesia dapat waspada terhadap dampak kekeringan. 

“Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama,” pungkasnya. (Fadhila)

Facebook Comments Box