Sulteng Raih Peringkat Enam Lomba Senam Poco-Poco Nusantara

waktu baca 2 menit
Kontingen sulteng saat di Fornas ke-6 di Palembang. Foto: istimewa

LIKEIN, PALU – Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI) mengutus anak Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam lomba senam poco-poco Nusantara dan meraih peringkat enam dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) di Palembang.

Kepala Bidang Organisasi FOKBI Sulteng, Riyan Patraman, mengatakan, peserta Bumi Tadulako raih peringkat ke enam untuk kelas poco-poco beregu.

“Alhamdulillah anak-anak bisa memberi hasil yang terbaik dari 27 provinsi yang tampil,” katanya saat ditemui likein.id, Minggu 3 Juli 2022.

Saat penampilan, senam kreasi Poco-poco yang ditampilkan FOKBI Sulteng adalah perpaduan antara poco-poco dan juga pencak silat.

Ia menjelaskan, selain meraih enam besar untuk kelas regu, kelas perorangan Poco-poco FOKBI Sulteng juga berhasil masuk ke babak grand Final pada kejuaraan yang digelar pada Sabtu, 02 Juli 2022.

Anggota DPRD Kota Palu, Mutmainah Korona, memberi apresiasi atas prestasi perdana anak-anak Kota Palu yang berlaga di lomba senam Poco Poco nusantara.

Apalagi ini pertama kalinya Induk olahraga FOKBI sulteng mengikuti FORNAS di Palembang.

“Alhamdulillah, mereka mendapat peringkat ke 6 atau harapan 3 dalam limbat tersebut,” ucapnya.

Ia menuturkan, anak-anak ini adalah pelajar SMANOR yg diantarnya memiliki prestasi dalam olahraga pencak silat bahkan mendapat emas dan perak dalam beberpaa pertandingan di Sulteng.

Perlu di ketahui bahwa ignora FOKBI adalah salah satu jenis olahraga rekreasi dalam melestarikan budaya dalam bentuk senam daerah. Ikonnya adalah senam Poco Poco.

Dimana senam ini pernah mendapatkan reward dunia bernama Senam Poco Poco Gold Word Reward. Sehingga dalam pertandingan FOKBI, senam Poco Poco inilah yg dipakai sebagai media lomba dengan jenis kategori regu dan individu.

Melansir dari wikipedia, senam tersebut
awalnya hanya populer pada kalangan TNI dan Polri sebagai senam pagi yang diiringi lagu Poco-poco karya Arie Sapulette dari Maluku pada tahun 1993.

Arie Sapulette, sempat merantau ke Jakarta untuk berkuliah dan bernyanyi di kafe sebagai uang tambahan.

Kemudian, kembali ke ternate dan bekerja sebagai pegawai honorer di kantor Kantor Departemen Tenaga Kerja selama 10 tahun.

Karyanya pun populer setelah dibawakan oleh Yopie Latul yang di adopsi sehingga nadanya makin bersemangat. (Qadri/Fadhila)

Facebook Comments Box