Kota Palu Alami Deflasi 0,19 Persen, Urutan Ke 2 Tingkat Nasional

waktu baca 2 menit
Kepala BPS Sulteng, Simon (kemeja biru). Foto : Angel/likein.id

LIKEIN, PALU – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah, merilis data terbaru pada bulan mei 2022. Tercatat Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, dan menempati urutan ke dua setelah Kotamobagu di tingkat Nasional.

Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Sapary mengatakan, kota yang mengalami deflasi tertinggi dari seluruh Kota Indonesia adalah Kotamobagu sebesar 0,21 persen, diikuti kota Palu 0,19 persen, dan Marauke 0,02 persen.

“Kota Palu menempati urutan ke-2 deflasi di tingkat nasional dan di kawasan Sulampua, sementara Kota Luwuk menempati urutan ke-25 inflasi di tingkat nasional dan urutan ke-6 di kawasan Sulampua,” ujarnya kepada likein.id, Jumat, 2 Juni 2022.

Simon menjelaskan, dari 90 kota pantauan Indeks Harga Komododitas (IHK) Nasional, sebanyak 87 Kota mengalami inflasi, dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadinya di Kota Tanjung Padang sebesar 2,24 persen dan terendah di kota Gunungsitoli dan Tangerang sebesar 0, 05 persen.

Selain itu, Indeks Harga Komododitas (IHK) khusus kota Palu tercatat mengalami deflasi sebesar 0,19 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 2,94 persen dan khususnya inflasi tahun ke tahun sebesar 3,70 persen,.

Deflasi Kota Palu disumbangkan oleh andil negatif terhadap inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,40 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,01 persen dan untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga tercatat negatif terhadap inflasi, namun andilnya dibawah 0,01 persen.

Sementara Kota Luwuk, jelas Simon, mengalami inflasi sebesar 0,88 persen, dan inflasi tahun kalender sebesar 3,75 persen, serta inflasi tahun ke tahun sebesar 5,10 persen. Inflasi pada bulan Mei 2022 dipengaruhi oleh naik indeks pada harga kelompok transportasi sebesar 1,32 persen.

Tak hanya transportasi, naiknya IHK juga diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,45 persen, Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,35 persen.

Sementara kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebanyak 0,14 persen.

Selain itu, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,14 persen, diikuti oleh kelompok pakaian dan alas kaki 0,08 persen.

“Sedangkan kelompok pendidikan relatif tidak mengalami perubahan indeks harga,” tutupnya. (Angel)

Facebook Comments Box